Oleh (http://ramadan.liputan6.com)
Adalah hal yang lazim terlihat di mesjid dan mushala, anak-anak
disuruh salat di saf belakang. Alasannya, anak-anak yang masih belum
serius dalam beribadah dapat mengganggu orang dewasa yang tengah salat.
Padahal, hal demikian tidak tepat.
Abdullah bin Syaddad meriwayatkan bahwa ayahnya berkata,"Rasulullah
SAW menemui kami saat hendak mengerjakan salah satu salat malam (yaitu
Magrib atau Isya) sambil membawa Hasan atau Husain. Rasulullah SAW maju
dan meletakkan cucunya tersebut lalu mengucapkan takbiratul-ihram dan
memulai salat. Di tengah salat, beliau sujud cukup lama.
Ayahku berkata: Maka aku mengangkat kepala lalu tampaklah cucunya
yang masih kecil itu sedang bermain di atas punggungnya, sedangkan ia
tetap sujud. Maka aku pun sujud kembali. Setelah selesai salat, para
sahabat bertanya: Wahai Rasulullah, engkau sujud terlalu lama di
tengah-tengah salat tadi sehingga kami mengira telah terjadi sesuatu
atau engkau sedang menerima wahyu.
Rasulullah SAW bersabda: Semua dugaan kalian tidaklah terjadi. Akan
tetapi cucuku ini sedang naik ke belakangku seperti sedang menunggang
kendaraan. Aku tidak ingin menyudahinya sampai dia benar-benar berhenti
sendiri. (HR. Nasa'i no. 1141)
Dari kisah tersebut, ada beberapa ajaran yang dapat diambil:
1. Nabi membawa anak kecil dalam salat. Nabi membiarkan anak kecil
bermain di dalam salat berjamaah sampai anak itu memanjat punggung
beliau.
2. Anak-anak tidak najis. Perbuatan mengusir anak-anak ke belakang itulah yang seperti memperlakukan najis.
3. Nabi tidak mengusir anak kecil ke belakang. Nabi tidak hanya
membawa anak kecil ke dalam saf orang dewasa bahkan nabi bawa sampai ke
tempat imam.
4. Tidak ada istilah "putus saf" jika membawa anak kecil ke dalam saf
orang dewasa. Saf terputus jika Anda menjarakkan kaki. Sambung atau
terputusnya saf adalah tergantung pada Anda, bukan salah anak-anak.
5. Membawa anak kecil di dalam saf orang dewasa adalah sesuatu yang
dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Tetapi menghalau/mengusir anak-anak ke
saf paling belakang bukanlah termasuk sunah.
6. Sepatutnya orang dewasa mendukung anak-anak kecil yang tengah
belajar salat berjamah. Anak-anak seharusnya salat di sisi orang tua
sehingga orang tua dapat mengajar dan mendisiplinkan anak-anak tentang
salat berjamaah.
7. Menyuruh anak-anak duduk di saf paling belakang hanya akan membuat
anak-anak lebih bising dan lebih banyak bermain. Selain itu, juga rawan
penculikan. Sering terjadi kasus penculikan saat orang tua salat di
depan sementara anak-anak dibiarkan di bagian belakang.