Jumat, 30 September 2016

Inilah Akibatnya Jika Anda Terlalu Lama Duduk Setiap Hari

Ditinjau oleh: dr. Adnan Yusuf
http://meetdoctor.com

Inilah Akibatnya Jika Anda Terlalu Lama Duduk Setiap Hari
Jika Anda bekerja di belakang meja, berarti Anda duduk selama sekitar 8 jam setiap hari. Di ujung hari kerja, ketika bangun dari tempat duduk, mungkin Anda merasa bokong dan pinggang terasa sakit. Terus mengetik dan minimal bergerak mungkin baik untuk karir, tetapi tidak untuk bokong Anda.
Ini bukan berarti Anda harus keluar dari pekerjaan Anda karena masih ada langkah-langkah yang dapat Anda ambil untuk menjaga bentuk dan kesehatan bokong Anda.
"Duduk sepanjang hari dapat membuat otot gluteus Anda mengerut,"  kata Dan Giordano, D.P.T., C.S.C.S., pendiri Bespoke Treatments Physical Therapy. Hal ini berdampak pada gerakan pinggul, rotasi dan stabilitas panggul. Intinya,  apa yang buruk untuk bokong sebenarnya buruk juga bagi seluruh tubuh Anda.
Otot gluteus yang tidak aktif akan mengencangkan fleksor pinggul dan kurva tulang belakang, memperburuk postur tubuh dan menyebabkan sakit punggung.
Ketika duduk dalam jangka waktu yang lama, terutama dengan sikap tubuh yang buruk, fleksor pinggul Anda akan mengencang dan menyebabkan inhibisi  timbal balik dari glutes. "Bila ini terjadi, panggul tidak dapat memutar ke depan, menyebabkan tekanan di punggung bawah yang dapat menyebabkan nyeri punggung," kata Giordano. Seiring waktu, jika dibiarkan, ini dapat menyebabkan rasa sakit kronis.
Terlalu banyak duduk bahkan dapat mengubah bentuk bokong Anda. Giordano mengatakan, dia telah melihat perubahan ini pada para pasien yang tadinya bergaya hidup aktif lalu terperangkap berjam-jam di belakang meja kerja. "Otot fleksor pinggul yang ketat (menyempit) dapat membuat bokong menjadi datar."
Adam Gallo, pelatih pribadi di Brooklyn Boulders Queensbridge, mengatakan bahwa beberapa klien pribadinya datang khusus mencari cara membalikkan efek negatif akibat duduk terlalu lama setiap hari. Ketika mereka bangun tidur dan melihat ke cermin, mereka melihat betapa banyak perubahan fisik yang terjadi karena kurang gerak. Mulai dari selulit, berkurangnya massa otot hingga kulit wajah mengendur. Hal ini terjadi karena tidak lancarnya aliran darah ke kulit yang menyebabkan hilangnya kolagen."
Untungnya, ada banyak yang dapat Anda lakukan untuk meminimalkan efek-efek buruk tersebut dan memerbaiki postur tubuh Anda.
Atur ketinggian kursi agar posisi pinggul sedikit di atas lutut dan kaki bisa menapak santai di lantai. Pastikan punggung bawah Anda mendapat dukungan yang baik, baik dengan kursi yang kokoh atau diganjal bantal. Jaga bahu agar rileks tetapi tegak. Usahakan agar letak layar komputer sejajar dengan mata atau sedikit di bawah mata. Jika layar komputer  terlalu rendah, Anda akan terpaksa membungkuk. Siku harus sejajar dengan tinggi meja dan pastikan Anda duduk cukup dekat dengan meja sehingga tidak perlu bersusah payah meraih papan ketik.
Olahraga teratur juga dapat sangat membantu menangkal akibat buruk dari duduk terlalu lama.
Selama Anda dapat membuat otot gluteus bergerak aktif di luar waktu kerja,  Anda tidak perlu khawatir. Giordano merekomendasikan Anda berlatih Pilates untuk memperkuat otot inti dan memperbaiki postur tubuh Anda.

Kamis, 01 September 2016

CEMILAN SEHAT, DIASWEET PASTINYA

Indonesia, Negara dengan budaya dan kuliner yang beraneka ragam sangat memanjakan masyarakatnya,  dengan makanan pokok nasi dan berbagai macam sayur  dengan santan kental, seperti rendang, opor, gulai dan berbagai kue-kue manis seperti martabak, klepon, dan kue- kue tradisional, yang sarat akan gula, tanpa disadari masuk ketubuh kita dan menumpuk dalam tubuh yang lama kelamaan akan menjadikan berbagai penyakit, seperti kolesterol, jantung, dan diabetes.
Diabetes termasuk penyakit yang banyak diidap masyarakat Indonesia,ditambah budaya olah raga yang masih kurang di masyarakat menambah besarnya resiko diabetes. Pola makan yang “berantakan” juga menjadi penyebab banyaknya penderita diabetes di Indonesia.
Untuk mengurangi resiko diabetes maka diharapkan pola makan teratur dengan porsi kalori yang seimbang dan olah raga yang teratur menjadi salah satu hal yang penting. Untuk mengurangi asupan gula dalam tubuh penderita diabetes juga pencegahan bagi yang rentan penyakit diabetes ada satu produk  yang dapat digunakan sebagai pengganti gula yaitu DIASWEET SWEETENER.
DIASWEET SWEETENER adalah pemanis rendah kalori yang aman dan praktis dibawa kemana-mana, Diasweet Sweetener tersedia dalam bentuk sachet dan pot, lebih praktisnya lagi bisa langsung ditaruh dalam makanan ataupun minuman yang akan disantap.



Agar  hasilnya maksimal hindarilah minuman yang beralkohol, dan mengandung kalori tinggi, dan dibarengi dengan olah raga teratur, makan makanan yang bernutrisi lengkap seperti buah dan sayur.
Untuk cemilan ada juga produk DIASWEET LITEBITE, yaitu snack bebas gula dengan serat yang baik untuk tubuh, karena dapat membantu mengendalikan kadar gula darah pada penderita diabetes  mellitus tipe II, selain itu dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah, membantu memenuhi kebutuhan serat harian, dan menjaga fungsi saluran pencernaan. Untuk vegetarian tidak usah kawatir karena Diasweet Litebite dibuat dari bahan alami dan lemak nabati.

Diasweet Litebite mempunyai beberapa jenis snack sehat yaitu:
-          Wafer           : tersedia dalam dua varian rasa yaitu CHOCOLATE WAFER dan VANILLA WAFER
-          Original Baked Snack : Lezat dan kaya serat tidak membuat berat badan bertambah
-          Cookies        : tersedia dalam varian APPLE COOKIES dan CINNAMON COOKIES

Untuk minumannya juga tersedia minuman bernutrisi bebas gula dan rendah lemak yaitu DIASWEET LITESIP, dilengkapi dengan kolin dan kalsium tinggi yang sangat baik untuk kesehatan tulang. Diasweet Litesip juga terdiri dari dua varian rasa yaitu Vanilla dan Chocolate.

Produk lainnya adalah DIASWEET LOW CALORIE SWEETENER merupakan pemanis buatan yang rendah kalori dan baik untuk penderita diabetes. Diasweet Low Calorie Sweetener  ada dua macam  yaitu Tablet dan Sachet. Diasweet Low Calorie Sweetener  tablet mengandung 18 mg Aspartam dan . Diasweet Low Calorie Sweetener  sachet mengandung 40 mg Aspartam.

Kapan lagi kita mencegah dan mengurangi resiko penyakit diabetes kalau tidak dari sekarang. Produk Diasweet dengan berbagai macam produk dan varian rasa menjadikan kita banyak pilihan untuk mengurangi asupan gula ke dalam tubuh kita, tapi jangan dilupakan pula budaya hidup sehat.


Ingat sehat itu mahal, jaga masa depan kita mulai dari sekarang jangan sampai terlambat

Jumat, 10 Juni 2016

Jangan Suruh Anak-anak Salat di Saf Belakang, Ini Alasannya..

Oleh (http://ramadan.liputan6.com)
Adalah hal yang lazim terlihat di mesjid dan mushala, anak-anak disuruh salat di saf belakang. Alasannya, anak-anak yang masih belum serius dalam beribadah dapat mengganggu orang dewasa yang tengah salat. Padahal, hal demikian tidak tepat.

Abdullah bin Syaddad meriwayatkan bahwa ayahnya berkata,"Rasulullah SAW menemui kami saat hendak mengerjakan salah satu salat malam (yaitu Magrib atau Isya) sambil membawa Hasan atau Husain. Rasulullah SAW maju dan meletakkan cucunya tersebut lalu mengucapkan takbiratul-ihram dan memulai salat. Di tengah salat, beliau sujud cukup lama.

Ayahku berkata: Maka aku mengangkat kepala lalu tampaklah cucunya yang masih kecil itu sedang bermain di atas punggungnya, sedangkan ia tetap sujud. Maka aku pun sujud kembali. Setelah selesai salat, para sahabat bertanya: Wahai Rasulullah, engkau sujud terlalu lama di tengah-tengah salat tadi sehingga kami mengira telah terjadi sesuatu atau engkau sedang menerima wahyu.

Rasulullah SAW bersabda: Semua dugaan kalian tidaklah terjadi. Akan tetapi cucuku ini sedang naik ke belakangku seperti sedang menunggang kendaraan. Aku tidak ingin menyudahinya sampai dia benar-benar berhenti sendiri. (HR. Nasa'i no. 1141)

Dari kisah tersebut, ada beberapa ajaran yang dapat diambil:

1. Nabi membawa anak kecil dalam salat. Nabi membiarkan anak kecil bermain di dalam salat berjamaah sampai anak itu memanjat punggung beliau.

2. Anak-anak tidak najis. Perbuatan mengusir anak-anak ke belakang itulah yang seperti memperlakukan najis.

3. Nabi tidak mengusir anak kecil ke belakang. Nabi tidak hanya membawa anak kecil ke dalam saf orang dewasa bahkan nabi bawa sampai ke tempat imam.

4. Tidak ada istilah "putus saf" jika membawa anak kecil ke dalam saf orang dewasa. Saf terputus jika Anda menjarakkan kaki. Sambung atau terputusnya saf adalah tergantung pada Anda, bukan salah anak-anak.

5. Membawa anak kecil di dalam saf orang dewasa adalah sesuatu yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Tetapi menghalau/mengusir anak-anak ke saf paling belakang bukanlah termasuk sunah.

6. Sepatutnya orang dewasa mendukung anak-anak kecil yang tengah belajar salat berjamah. Anak-anak seharusnya salat di sisi orang tua sehingga orang tua dapat mengajar dan mendisiplinkan anak-anak tentang salat berjamaah.

7. Menyuruh anak-anak duduk di saf paling belakang hanya akan membuat anak-anak lebih bising dan lebih banyak bermain. Selain itu, juga rawan penculikan. Sering terjadi kasus penculikan saat orang tua salat di depan sementara anak-anak dibiarkan di bagian belakang.

Rabu, 25 Mei 2016

Chepalgia Kronik


SUMBER : http://semangateli.blogspot.com/2010/05/chepalgia-kronik.html
A. DEFINISI
Chepalgia adalah nyeri atau sakit sekitar kepala, termasuk nyeri di belakang mata serta perbatasan antara leher dan kepala bagian belakang. Chepalgia atau sakit kepala adalah salah satu keluhan fisik paling utama manusia. Sakit kepala pada kenyataannya adalah gejala bukan penyakit dan dapat menunjukkan penyakit organik (neurologi atau penyakit lain), respon stress, vasodilatasi (migren), tegangan otot rangka (sakit kepala tegang) atau kombinasi respon tersebut (Smeltzer & Bare 2002).
Chepalgia Kronik mengacu pada sakit kepala yang terjadi lebih dari 15 hari dalam sebulan – dalam beberapa kasus bahkan setiap hari – selama tiga bulan atau lebih (Silberstein, 2005). Chepalgia kronik dapat dikategorisasikan dalam 2 kelompok yaitu primer dan sekunder.
Chepalgia kronik primer tidak berhubungan dengan penyakit sistemik, dan lebih sering dikaitkan dengan panjang pendeknya durasi nyeri, didasarkan apakah seseorang memiliki episode nyeri kepala yang berlangsung rata-rata kurang atau lebih dari 4 jam. Saat durasi nyeri kepala kurang dari 4 jam, maka diagnosis yang berbeda dapat meliputi cluster headache, paroxysmal hemicrania, idiopathic stabbing headache, hypnic headache, dan short-lasting unilateral neuralgiform headache attacks dengan conjunctival injection and tearing (SUNCT). Dan saat durasinya berlangsung lebih dari 4 jam, maka yang termasuk dalam kriteria yang dikeluarkan oleh International Classification of Headache Disorders (ICHD-2) adalah chronic migraine, hemicrania continua, chronic tension-type headache (CTTH), and new daily persistent headache (NDPH) (Headache Classification Committee of the International Headache Society, 2004). Sedangkan Chepalgia kronik sekunder seperti acute headache medication overuse, head trauma, cervical spine disorders, vascular disorders, dan disorders of intracranial pressure.
Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Silberstein and Lipton (2001), prevalensi Chepalgia kronik yaitu lebih banyak dialami wanita dengan rasio perbandingan 1.8:1.
B. ETIOLOGI
Sakit kepala kronis sering berkembang dari sejumlah faktor risiko yang umum:
1. Penggunaan obat yang berlebihan.
Hampir semua obat sakit kepala, termasuk dan penghilang migrain seperti acetaminophen dan triptans, bisa membuat sakit kepala parah bila terlalu sering dipakai untuk jangka waktu lama.
Menggunakan terlalu banyak obat dapat menyebabkan kondisi yang disebut rebound sakit kepala
2. Stres.
Stress adalah pemicu yang paling umum untuk sakit kepala, termasuk sakit kepala kronis. Selain itu, itu terkait dengan kecemasan dan depresi, yang juga faktor risiko untuk berkembang menjadi sakit kepala kronis.
3. Masalah tidur
Kesulitan tidur merupakan faktor risiko umum untuk sakit kepala kronis. Mendengkur, yang dapat mengganggu pernapasan di malam hari dan mencegah tidur nyenyak, juga merupakan faktor risiko.
4. Obesitas.
Dokter tidak yakin persis mengapa, menjaga berat badan yang sehat tampaknya dapat dihubungkan dengan penurunan risiko untuk sakit kepala kronis.
5. Kafein.
Sementara kafein telah ditunjukkan untuk meningkatkan efektivitas ketika ditambahkan ke beberapa obat sakit kepala, terlalu banyak kafein dapat memiliki efek yang berlawanan. Sama seperti obat sakit kepala berlebihan dapat memperburuk gejala sakit kepala, kafein yang berlebihan dapat menciptakan efek rebound.
6. Penyakit atau infeksi,
Seperti meningitis, saraf terjepit di leher, atau bahkan tumor.
C. PATOFISIOLOGI
Sakit kepala timbul sebagai hasil perangsangan terhadap bangunan-bangunan diwilayah kepala dan leher yang peka terhadap nyeri. Bangunan-bangunan ekstrakranial yang peka nyeri ialah otot-otot okspital, temporal dan frontal, kulit kepala, arteri-arteri subkutis dan periostium. Tulang tengkorak sendiri tidak peka nyeri. Bangunan-bangunan intrakranial yang peka nyeri terdiri dari meninges, terutama dura basalis dan meninges yang mendindingi sinus venosus serta arteri-arteri besar pada basis otak. Sebagian besar dari jaringan otak sendiri tidak peka nyeri.
Perangsangan terhadap bangunan-bangunan itu dapat berupa:
– Infeksi selaput otak : meningitis, ensefalitis.
– Iritasi kimiawi terhadap selaput otak seperti pada perdarahan subdural atau setelah dilakukan pneumo atau zat kontras ensefalografi.
– Peregangan selaput otak akibat proses desak ruang intrakranial, penyumbatan jalan lintasan liquor, trombosis venos spinosus, edema serebri atau tekanan intrakranial yang menurun tiba-tiba atau cepat sekali.
– Vasodilatasi arteri intrakranial akibat keadaan toksik (seperti pada infeksi umum, intoksikasi alkohol, intoksikasi CO, reaksi alergik), gangguan metabolik (seperti hipoksemia, hipoglikemia dan hiperkapnia), pemakaian obat vasodilatasi, keadaan paska contusio serebri, insufisiensi serebrovasculer akut).
– Gangguan pembuluh darah ekstrakranial, misalnya vasodilatasi ( migren dan cluster headache) dan radang (arteritis temporalis)
– Gangguan terhadap otot-otot yang mempunyai hubungan dengan kepala, seperti pada spondiloartrosis deformans servikalis.
– Penjalaran nyeri (reffererd pain) dari daerah mata (glaukoma, iritis), sinus (sinusitis), baseol kranii ( ca. Nasofaring), gigi geligi (pulpitis dan molar III yang mendesak gigi) dan daerah leher (spondiloartritis deforman servikalis.
– Ketegangan otot kepala, leher bahu sebagai manifestasi psikoorganik pada keadaan depresi dan stress.
D. MANIFESTASI KLINIS
a. Migren
Migren adalah gGejala kompleks yang mempunyai karakteristik pada waktu tertentu dan serangan sakit kepala berat yang terjadi berulang-ulang. Nyeri kepala berulang dengan manifestasi serangan selama 4 – 72 jam. Penyebab migren tidak diketahui jelas, tetapi ini dapat disebabkan oleh gangguan vaskuler primer yang biasanya banyak terjadi pada wanita dan mempunyai kecenderungan kuat dalam keluarga. Migrain lebih sering mengenai pada usia dewasa muda, puncak insidens antara 25 – 34 tahun, 90% mengalami nyeri kepala sebelum usia 40 tahun.
Karakteristik nyeri kepala unilateral, berdenyut, intensitas sedang atau berat, bertambah berat dengan aktivitas fisik yang rutin dan diikuti dengan nausea dan atau fotofobia dan fonofobia.Tanda dan gejala adanya migren pada serebral merupakan hasil dari derajat iskhemia kortikal yang bervariasi. Serangan dimulai dengan vasokonstriksi arteri kulit kepala dam pembuluh darah retina dan serebral. Pembuluh darah intra dan ekstrakranial mengalami dilatasi, yang menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan.
Migren dapat dibagi menjadi 4 fase, yaitu:
– Fase Prodromal
Sebanyak 50% pasien mengalami fase prodromal ini yang berkembang pelan-pelan selama 24 jam sebelum serangan. Gejala: kepala terasa ringan , tidak enak, iritabel, memburuk bila makan makanan tertentu seperti makanan manis, mengunyah terlalu kuat, sulit/malas berbicara.
– Fase aura.
Berlangsung lebih kurang 30 menit, dan dapat memberikan kesempatan bagi pasien untuk menentukan obat yang digunakan untuk mencegah serangan yang dalam. Gejala dari periode ini adalah gangguan penglihatan (silau), kesemutan, perasaan gatal pada wajah dan tangan, sedikit lemah pada ekstremitas dan pusing.
Periode aura ini berhubungan dengan vasokonstriksi tanpa nyeri yang diawali dengan perubahan fisiologi awal. Aliran darah serebral berkurang, dengan kehilangan autoregulasi laanjut dan kerusakan responsivitas CO2.
Sebanyak 80% serangan migraine tidak disertai aura.
– Fase Headache
Nyeri kepala yang timbul terasa berdenyut dan berat. Biasanya hanya pada salah satu sisi kepala tetapi dapat juga pada kedua sisi. Sering disertai mual muntah tidak tahan cahaya (photofobia) atau suara (phonofobia).. Durasi keadaan ini bervariasi, beberapa jam dalam satu hari atau beberapa hari. Nyeri kepala sering memburuk saat bergerak dan pasien lebih senang istrahat ditempat yang gelap dan ini sering berakhir antara 2 – 72 jam.
– Fase pemulihan (Postdromal)
Periode kontraksi otot leher dan kulit kepala yang dihubungkan dengan sakit otot dan ketegangan lokal. Kelelahan biasanya terjadi, dan pasien dapat tidur untuk waktu yang panjang.
Patofisiologi :
1. Teori meningo-vaskuler
– Modulasi melalui kimia-biokimiawi, mekanik, ionic atau sinaptik dan neurovaskuler akan merangsang serat saraf C serta aktivasi akson trigemino-vaskuler .
– Semua ini mengakibatkan pelepasan bahan P (P substance), neurokinin A (NKA), calsitonin gene-related peptide (CGRP) dan glutamat.
– Bahan P, NKA dan CGRP mengakibatkan ekstravasasi protein plasma, sedangkan bahan P dan NKA menimbulkan vasodilatasi. Semua ini mengakibatkan inflamasi steril dan sakit kepala.\
2. Teori biokimia
– Serotonin dan reseptor serotonin
– Magnesium
Pada serangan migren, magnesium dalam otak dan cairan serebrospinal menurun. Pada migren dengan stress, dikeluarkan magnesium yang banyak dalam air seni. Minuman yang mengandung estrogen, alkohol dan fosfat dengan kadar tinggi, dpat menurunkan kadar magnesium dan mengakibatkan serangan migren. Magnesium mempengaruhi tonus pembuluh darah.
– Bahan-bahan lain yang mempengaruhi fungsi trombosit. Misalnya glukosa, asam lemak bebas, tiramin, feniletilamin, fenolsulfotransferase, hormon kelamin, komplemen imunoglobulin.
3. Teori neural
– Penyebaran depresi kortikal
Terjadi bangkitan hebat dari aksi potensial yang diikuti depolarisasi neuron dan sel glia, serta perubahan elektrolit dan keseimbangan kalium dan natrium yang melintasi membran sel. Fenomena ini meluas secara pelan melalui korteks, dengan kecepatan 3 – 5 mm/detik.
– Neuron dan glia
Migren adalah disfungsi neuronal. Terdapat aktifitas neuronal yang berlebihan, dengan pelepasan kalium yang tidak dapat diatasi dengan neuroglia.
Prinsip penanganan migrain :
1. Hindari factor factor yang memperburuk serangan migren seperti: suara yang keras, bau yang tajam, cahaya silau, stress dan makanan makanan seperti keju, coklate, buah sitrus dan alcohol.
2. Pada saat serangan, obat yang digunakan al:
– Analgesik biasa : aspirin dan parasetamol.
– Non steroid anti-inflamatory drugs : ibuprofen, naproxen.
– Ergotamine
– Sumatriptan
3.Untuk profilaksis digunakan:
– beta bloker : propanolol,metoprolol
– calsium antagonis : verapmil, flunarisin
– methylsergide, pizotifen dan amitriptilin.
b.Cluster Headache
Cluster Headache adalah bentuk sakit kepala vaskuler lainnya yang sering terjadi pada pria. Frekwensi nyeri kepala cluster 0,5% dari populasi laki-laki dan 0,1% dari populasi wanita. Nyeri kepala ini lebih jarang dibandingkan dengan migren.
Serangan datang dalam bentuk yang menumpuk atau berkelompok, dengan nyeri yang menyiksa di daerah mata dan menyebar kedaerah wajah dan temporal. Nyeri diikuti mata berair, rinorhea dan sumbatan hidung. Serangan berakhir dari 15 menit sampai 180 menit yang menguat dan menurun kekuatannya. Periode serangan bisa berlangsung beberapa kali perhari 1 – 3 serangan perhari, sering berakhir antara 3 – 16 minggu. Dengan interval antara 6 bulan dan 5 tahun.
Tipe sakit kepala ini dikaitkan dengan dilatasi didaerah dan sekitar arteri ekstrakranualis, yang ditimbulkan oleh alkohol, nitrit, vasodilator dan histamin. Sakit kepala ini berespon terhadap klorpromazin.
Cluster headache merupakan salah satu nyeri kepala kronik yang sering mengganggu kehidupan seseorang dan pasien terbangun karena nyeri kepala. Sering menyebabkan perubahan emosional seseorang.
Patofisiologi :
Focus patofisiologi di arteri karotis intrakavernosus yang merangsang pleksus perikarotis. Pleksus ini mendapat rangsangan dari cabang 1 dan 2 nervus trigeminus, ganglia servikalis superior/SCG (simpatetik) dan ganglia sfenopalatinum/SPG (parasimpatetik). Diperkirakan focus iritatif di dan sekitar pleksus membawa impuls-impuls ke batang otak dan mengakibatkan rasa nyeri di daerah periorbital, retroorbital dan dahi. Hubungan polisinaptik dalam batang otak merangsang neuron-neuron dalam kolumna intermediolateral sumsum tulang belakang (simpatetik) dan nucleus salivatorius superior (parasimpatetik). Serat-serat preganglioner dari nucleus-nukleus ini membawa impuls-impuls untuk merangsang SCG (simpatetik) dan mengakibatkan sekresi keringat di dahi, serta rangsangan pada SPG (parasimpatetik) untuk sekresi air mata (lakrimasi) dan air hidung (rinorrhea).
c. Tension Headache
Stress fisik dan emosional dapat menyebabkan kontraksi pada otot-otot leher dan kulit kepala, yang menyebabkan sakit kepala karena tegang. Karakteristik dari sakit kepala ini perasaan ada tekanan pada dahi, pelipis, atau belakang leher. Hal ini sering tergambar sebagai “beban berat yang menutupi kepala”. Sakit kepala ini cenderung kronik daripada berat. Pasien membutuhkan ketenangan hati, dan biasanya keadaan ini merupakan ketakutan yang tidak terucapkan. Bantuan simtomatik mungkin diberikan untuk memanaskan pada lokasi, memijat, analgetik, antidepresan dan obat relaksan otot.
Nyeri kepala episodik yang infrequent berlangsung beberapa menit sampai beberapa hari. Nyeri bilateral, rasa menekan atau mengikat dengan intensitas ringan sampai sedang. Nyeri tidak bertambah pada aktifitas rutin, tidak didapatkan mual tapi bisa ada fotofobia atau fonofobia.
Hampir sebagian besar dalam hidupnya seseorang pernah mengalami nyeri kepala tumpul yang menyertai kelelahan, stress, nonton atau membaca yang lama. Nyeri kepala ini sering memberi respons pengobatan dengan analgesik biasa. Prevalensi nyeri kepala tension seperti pada migren 75% dengan kronik tension headache adalah wanita dan tidak ada hubungannya dengan genetic. 40% mempunyai riwayat keluarga yang menderita nyeri kepala tension. Kira-kira 15% nya sudah mulai menderita sebelum usia 10 tahun.
E. EVALUASI DIAGNOSTIK
1. CT Scan, menjadi mudah dijangkau sebagai cara yang mudah dan aman untuk menemukan abnormalitas pada susunan saraf pusat.
2. MRI Scan, dengan tujuan mendeteksi kondisi patologi otak dan medula spinalis dengan menggunakan tehnik scanning dengan kekuatan magnet untuk membuat bayangan struktur tubuh.
3. Pungsi lumbal, dengan mengambil cairan serebrospinalis untuk pemeriksaan. Hal ini tidak dilakukan bila diketahui terjadi peningkatan tekanan intrakranial dan tumor otak, karena penurunan tekanan yang mendadak akibat pengambilan CSF.
F. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaannya dapat dilakukan secara farmakologis maupun non farmakologis (Wikipedia, 2010) :
1. Secara Farmakologis
1. Penggunaan obat analgesik
Metode pengobatan yang paling umum kronis adalah penggunaan obat. Banyak orang mencoba untuk mencari bantuan dari obat-obatan analgesik nyeri seperti aspirin, asetaminofen, senyawa aspirin, ibuprofen, dan narkotika. Namun demikian ada beberapa jenis obat seperti Ergotamin (Cafergot), triptans (Imitrex), dan prednisone (Deltasone) bila digunakan dalam jangka panjang dapat mengakibatkan peningkatan sakit kepala. Obat penghilang rasa sakit tersebut hanya membantu sementara, tetapi sakit kepala menjadi lebih re-aktif dan tumbuh dalam intensitas bila digunakan terus-menerus (sakit kepala rebound). Ini benar-benar dapat membuat tubuh kurang responsif terhadap pengobatan pencegahan. Oleh karena itu, obat analgesik sering disarankan untuk sakit kepala yang tidak kronis di alami.
2. Profilaksis (pencegahan) obat
Obat-obatan yang umum yang paling sering digunakan untuk mengobati chepalgia kronis disebut obat-obatan profilaksis, yang digunakan untuk mencegah sakit kepala. Obat-obatan profilaksis direkomendasikan untuk pasien sakit kepala kronis karena percobaan bervariasi membuktikan bahwa obat mengurangi frekuensi, keparahan, dan kecacatan yang berhubungan dengan sakit kepala kronis. Mayoritas obat profilaksis bekerja dengan menghambat atau meningkat neurotransmissions di otak, sering mencegah otak dari menafsirkan sinyal rasa sakit.
Pencegahan obat-obatan termasuk gabapentin (gabapentin), Tizanidine (Zanaflex), fluoxetine (Prozac), amitriptyline (Elavil), dan topiramate (Topamax). Dalam pengujian, gabapentin ditemukan untuk mengurangi jumlah hari sakit kepala per bulan sebesar 9,1% . Tizanidine ditemukan untuk mengurangi frekuensi sakit kepala rata-rata per minggu, intensitas sakit kepala, dan durasi sakit kepala berarti. Melalui penelitian, Fluoxetine menghasilkan peringkat suasana hati lebih baik dan “peningkatan yang signifikan dalam-bebas hari sakit kepala.” Satu studi menemukan bahwa frekuensi sakit kepala selama jangka waktu 28 hari menurunkan untuk pasien sakit kepala kronis pada penggunaan topiramate. Obat lain untuk mencegah sakit kepala adalah toksin botulinum tipe A (BoNTA atau BOTOX), yang diberikan melalui suntikan.
2. Secara Non farmakologis
1. Terapi Fisik
Dalam terapi fisik, pasien bekerja sama dengan ahli terapi untuk membantu mengidentifikasi dan mengubah kebiasaan fisik atau kondisi yang mempengaruhi sakit kepala kronis. Terapi fisik untuk sakit kepala harian kronis berfokus pada tubuh bagian atas, termasuk punggung atas, leher, dan wajah. Therapist menilai dan meningkatkan tubuh postur pasien, yang dapat memperburuk sakit kepala. Selama sesi latihan, terapis menggunakan terapi manual, seperti pijat, peregangan, atau gerakan bersama untuk melepaskan ketegangan otot. Metode lain untuk mengendurkan otot termasuk penggunaan rangsangan panas, kantong es, dan “rangsangan listrik.” Terapis juga mengajarkan penderita sakit kepala kronis-latihan di rumah untuk memperkuat dan peregangan otot-otot yang dapat memicu sakit kepala. Dalam terapi fisik, pasien harus mengambil peran aktif untuk berlatih latihan dan melakukan perubahan atau dia gaya hidupnya untuk itu menjadi perbaikan.
2. Akupunktur
Studi akupunktur di Jerman menemukan bahwa 52,6% pasien melaporkan penurunan frekuensi sakit kepala.
3. Relaksasi
Relaksasi membantu untuk mengurangi ketegangan internal, yang memungkinkan seseorang untuk mengendalikan sakit kepala yang dipicu oleh stres.Latihan relaksasi mencakup 2 metode yaitu :
a. Metode Fisik
Relaksasi otot progresif dan teknik pernapasan dalam.
b. Metode Mental
Meditasi, relaksasi membantu tubuh untuk melepas lelah, mencegah pembentukan sakit kepala.
4. Biofeedback
Biofeedback sering digunakan untuk mengevaluasi efektivitas pelatihan relaksasi. Salah satu biofeedback tes paling umum adalah electromyograph (EMG), yang mengevaluasi aktivitas listrik yang dihasilkan oleh otot. Biofeedback juga dapat mengukur aktivitas otak listrik melalui uji yang disebut electroencephalograph (EEG). Tes lain, yang disebut termograf, mengukur suhu kulit, karena ketika seseorang santai mereka telah meningkatkan aliran darah dan temperatur yang lebih tinggi. Cara lain adalah BVP biofeedback, yang mengajar pasien bagaimana mengatur dan mengurangi amplitudo nadi dengan membatasi arteri. Ketika tegang, seseorang meningkatkan aktivitas kelenjar keringat, yang diukur dengan pengujian electrodermograph tangan. Metode Biofeedback telah terbukti dapat digunakan. Sebuah penelitian yang melibatkan lima belas sesi perawatan ditemukan bahwa biofeedback berhasil dalam mengurangi baik frekuensi dan tingkat keparahan sakit kepala di debit dan dari waktu ke waktu. Biofeedback memungkinkan penderita sakit kepala untuk mengidentifikasi masalah dan kemudian berusaha untuk menguranginya.
5. Perubahan dalam diet
Banyak penderita sakit kepala kronis gagal untuk mengenali makanan atau minuman sebagai faktor sakit kepala, karena konsumsi mungkin tidak konsisten menyebabkan sakit kepala atau sakit kepala bisa tertunda. Banyak bahan kimia dalam makanan tertentu dapat menyebabkan sakit kepala kronis, termasuk kafein, monosodium glutamat ( MSG), nitrit, nitrat, tyramine, dan alkohol. Beberapa makanan dan minuman yang penderita sakit kepala kronis disarankan untuk menghindari termasuk minuman berkafein, coklat, daging olahan, keju dan produk susu fermentasi, kacang, dan alkohol.
6. Terapi perilaku dan terapi psikologis
Psikologi dan terapi perilaku mengidentifikasi situasi stress dan mengajarkan pasien dengan sakit kepala kronis bereaksi berbeda, mengubah perilaku mereka, atau menyesuaikan sikap untuk mengurangi ketegangan yang mengarah ke sakit kepala. Perlakuan terutama berfokus pada “emosional, mental, perilaku, dan faktor-faktor sosial” sebagai dampak sakit kepala mereka. Pasien hanya disarankan untuk menghindari stres ketika mereka berbagi beban atau masuk akal dengan orang lain.
G. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien dengan sakit kepala kronis meliputi depresi, cemas, gangguan tidur, dan masalah fisik dan psikologis lainnya.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Data subyektif dan obyektif sangat penting untuk menentukan tentang penyebab dan sifat dari sakit kepala.
1. Data Subyektif
– Pengertian pasien tentang sakit kepala dan kemungkinan penyebabnya.
– Sadar tentang adanya faktor pencetus, seperti stress.
– Langkah – langkah untuk mengurangi gejala seperti obat-obatan.
– Tempat, frekwensi, pola dan sifat sakit kepala termasuk tempat nyeri, lama dan interval diantara sakit kepala.
– Awal serangan sakit kepala.
– Ada gejala prodromal atau tidak.
– Ada gejala yang menyertai.
– Riwayat sakit kepala dalam keluarga (khusus penting sekali bila migren).
– Situasi yang membuat sakit kepala lebih parah.
– Ada alergi atau tidak.
2. Data Obyektif
– Perilaku : gejala yang memperlihatkan stress, kecemasan atau nyeri.
– Perubahan kemampuan dalam melaksanakan aktifitas sehari – hari.
– Terdapat pengkajian anormal dari sistem pengkajian fisik sistem saraf cranial.
– Suhu badan
– Drainase dari sinus.
Dalam pengkajian sakit kepala, beberapa butir penting perlu dipertimbangkan. Diantaranya ialah :
o Sakit kepala yang terlokalisir biasanya berhubungan dengan sakit kepala migrain atau gangguan organik.
o Sakit kepala yang menyeluruh biasanya disebabkan oleh penyebab psikologis atau terjadi peningkatan tekanan intrakranial.
o Sakit kepala migren dapat berpindah dari satu sisi kesisi yang lain.
o Sakit kepala yang disertai peningkatan tekanan intrakranial biasanya timbil pada waktu bangun tidur atau sakit kepala tersebut
membengunkan pasien dari tidur.
o Sakit kepala tipe sinus timbul pada pagi hari dan semakin siang menjadi lebih buruk.
o Banyak sakit kepala yang berhubungan dengan kondisi stress.
o Rasa nyeri yang tumpul, menjengkelkan, menghebat dan terus ada, sering terjadi pada sakit kepala yang psikogenis.
o Bahan organis yang menimbulkan nyeri yang tetap dan sifatnya bertambah
terus.
o Sakit kapala migrain bisa menyertai mentruasi.sakit kepala bisa didahului makan makanan yang mengandung monosodium glutamat, sodim nitrat, tyramine demikian juga alkohol.
o Tidur terlalu lama, berpuasa, menghirup bau-bauan yang toksis dalam limngkungan kerja dimana ventilasi tidak cukup dapat menjadi penyebab sakit kepala.
o Obat kontrasepsi oral dapat memperberat migrain.
o Tiap yang ditemukan sekunder dari sakit kepala perlu dikaji.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri kronik b.d stess dan ketegangan, iritasi/tekanan saraf, vasospasme, peningkatan tekana intrakranial.
2. Koping individual tak efektif b.d situasi krisis, kerentanan personal, sistem pendukung tidak adequat, kelebihan beban kerja, ketidakadequatan relaksasi, metode koping tidak adequat, nyeri berat, ancaman berlebihan pada diri sendiri.
3. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan b.d kurang mengingat, tidak mengenal informasi, keterbatasab kognitif.
C.INTERVENSI
1. Nyeri kronik b.d stess dan ketegangan, iritasi/tekanan saraf, vasospasme, peningkatan tekana intrakranial.
Intervensi:
a. Pastikan durasi/episode masalah , siapa yang telah dikonsulkan, dan obat dan/atau terapi apa yang telah digunakan
b. Teliti keluhan nyeri, catat itensitasnya (dengan skala 0-10), karakteristiknya (misal : berat, berdenyut, konstan) lokasinya, lamanya, faktor yang memperburuk atau meredakan.
c. Catat kemungkinan patofisiologi yang khas, misalnya otak/meningeal/infeksi sinus, trauma servikal, hipertensi atau trauma.
d. Observasi adanya tanda-tanda nyeri nonverbal, seperi : ekspresi wajah, posisi tubuh, gelisah, menangis/meringis, menarik diri, diaforesis, perubahan frekuensi jantung/pernafasan, tekanan darah.
e. Kaji hubungan faktor fisik/emosi dari keadaan seseorang
f. Evaluasi perilaku nyeri
g. Catat adanya pengaruh nyeri misalnya: hilangnya perhatian pada hidup, penurunan aktivitas, penurunan berat badan.
h. Kaji derajat pengambilan langkah yang keliru secara pribadi dari pasien, seperti mengisolasi diri.
i. Tentukan isu dari pihak kedua untuk pasien/orang terdekat, seperti asuransi, pasangan/keluarga
j. Diskusikan dinamika fisiologi dari ketegangan/ansietas dengan pasien/orang terdekat
k. Instruksikan pasien untuk melaporkan nyeri dengan segera jika nyeri itu timbul.
l. Tempatkan pada ruangan yang agak gelap sesuai dengan indikasi.
m. Anjurkan untuk beristirahat didalam ruangan yang tenang.
n. Berikan kompres dingin pada kepala.
o. Berikan kompres panans lembab/kering pada kepala, leher, lengan sesuai kebutuhan.
p. Masase daerah kepala/leher/lengan jika pasien dapat mentoleransi sentuhan.
q. Gunakan teknik sentuhan yang terapeutik, visualisasi, biofeedback, hipnotik sendiri, dan reduksi stres dan teknik relaksasi yang lain.
r. Anjurkan pasien untuk menggunakan pernyataan positif “Saya sembuh, saya sedang relaksasi, Saya suka hidup ini”. Sarankan pasien untuk menyadari dialog eksternal-internal dan katakan “berhenti” atau “tunda” jika muncul pikiran yang negatif.
s. Observasi adanya mual/muntah. Berikan es, minuman yang mengandung karbonat sesuai indikasi.
2. Koping individual tak efektif b.d situasi krisis, kerentanan personal, sistem pendukung tidak adequat, kelebihan beban kerja, ketidakadequatan relaksasi, metode koping tidak adequat, nyeri berat, ancaman berlebihan pada diri sendiri.
Intervensi.
a. Dekati pasien dengan ramah dan penuh perhatian. Ambil keuntungan dari kegiatan yang daoat diajarkan.
b. Bantu pasien dalam memahami perubahan pada konsep citra tubuh.
c. Sarankan pasien untuk mengepresikan perasaannya dan diskusi bagaimana sakit kepala itu mengganggu kerja dan kesenangan dari hidup ini.
d. Pastikan dampak penyakitnya terhadap kebutuhan seksual.
e. Berikan informasi mengenai penyebab sakit kepala, penagnan, dan hasil yang diharapkan.
f. Kolaborasi
Rujuk untuk melakukan konseling dan/atau terapi keluarga atau kelas tempat pelatihan sikap asertif sesuai indikasi.
3. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan b.d kurang mengingat, tidak mengenal informasi, keterbatasab kognitif.
Intervensi ;
a. Diskusikan etiologi individual dari saki kepala bila diketahui.
b. Bantu pasien dalam mengidentifikasikan kemungkinan faktor predisposisi, seperti stress emosi, suhu yang berlebihan, alergi terhadap makanan/lingkungan tertentu.
c. Diskusikan tentang obat-obatan dan efek sampingnya. Nilai kembali kebutuhan untuk menurunkan/menghentikan pengobatan sesuai indikasi
d. Instruksikan pasien/orang terdekat dalam melakukan program kegiatan/latihan , makanan yang dikonsumsi, dan tindakan yang menimbukan rasa nyaman, seprti masase dan sebagainya.
e. Diskusikan mengenai posisi/letak tubuh yang normal.
f. Anjurkan pasien/orang terdekat untuk menyediakan waktu agar dapat relaksasi dan bersenang-senang.
g. Anjurkan untuk menggunakan aktivitas otak dengan benar, mencintai dan tertawa/tersenyum.
h. Sarankan pemakaian musik-musik yang menyenangkan.
i. Anjurkan pasien untuk memperhatikan sakit kepala yang dialaminya dan faktor-faktor yang berhubungan atau faktor presipitasinya.
j. Berikan informasi tertulis/semacam catatan petunjuk
k. Identifikasi dan diskusikan timbulnya resiko bahaya yang tidak nyata dan/atau terapi yang bukan terapi medis
DAFTAR PUSTAKA
Barbara C Long, 1996, Perawatan Medikal Bedah, Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran, Bandung.
Headache Classification Committee of the International Headache Society, 2004, The International Classification of Headache Disorders: 2nd edition.
Marylin E. Doenges, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, EGC, Jakarta.
Silberstein, 2005, Chronic daily headache, diakses pada 9 Mei 2010, http://www.jaoa.org.
Silberstein and Lipton, 2001, Chronic daily headache including transformed migraine, chronic tension-type headache, and medication overuse. In: Silberstein SD, Lipton RB, Dalessio DJ, eds. Wolff’s Headache and Other Head Pain. New York, NY: Oxford University Press
Smeltzer & Bare, 2002, Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta.
Sylvia A & Price, W 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 4 Buku 2. EGC, Jakarta.

Minggu, 22 Mei 2016

DIMANA BUHUL SIHIR BERADA, APA BENTUK BUHUL DAN CARA MENANGKAL KEKUATAN BUHUL SIHIR ??

  Oleh : Perdana Akhmad. (Founder Quranic Healing)

Pada Surat Al-Falaq dijelaskan “ Katakanlah, Aku berlindung kepada Rabb Yang menguasai Shubuh, dari kejahatan mahluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus buhul-buhul dan dari kejahatan orang-orang yang dengki apabila ia dengki”. [Al-Falaq: 1-5]
Buhul adalah sarana sihir para tukang sihir untuk menyakiti mangsanya, atau sarana meletakkan technologi alam jin untuk kekuatan sihir. Dibawah ini beragam bentuk buhul sarana sihir :
1. Didalam azimat.
Berupa kertas, lempengan timah, kertas, kulit binatang, kain yang bertuliskan simbol tulisan arab. Simbol gambar pedang, gambar binatang.
2. Didalam benda keramat.
Keris, besi kuning, batu akik, Quran Stambul dll.
3. Didalam dan kulit tubuh
Berupa tali, rantai yang mengikat jin didalam tubuh. Berupa senjata alam jin (paku, kayu, pedang, jarum) yng ditusukkan ditubuh manusia. Berupa Racun, penyakit, virus, bakteri yang dimasukkan jin dalam tubuh.
4. Di dalam benda sarana sihir.
Boneka vodo, foto korban sihir, bundelan mori yg diisi paku, jarum, pasir, tanah kuburan dll.
5. Di dalam ucapan mantra tukang sihir.
Setiap mantra diucapkan maka akan mengundang kembali kekuatan sihir
6. Dikubur didalam tanah.
Ada jenis sihir yang bekerja setelah benda sihirnya dikubur dalam tanah
7. Dilarung di air.
Ada jenis sihir yang bekerja jika benda sihirnya ditenggelamkan dalam air.
8. Diikat atau ditaruh di benda tertentu.
Ada jenis sihir yang bekerja jika sudah diikatkan di rumah semut merah, dikaki burung, diikat dipohon, disimpan didekat korban sihir dll.
Bagaimana cara mengobati penyakit sihir karena buhul ??
Simak Penjelasan Syaikh ‘Allamah Shalih bin Fauzan bin ‘Abdillah Alu Fauzan (seorang Ulama Salafy yang sangat terkenal di saudi Arabia) yang menjelaskan bahwa buhul harus dihancurkan agar sihir hilang atau tidak berulang :
Penulis: Syaikh Shalih bin Fauzan bin ‘Abdillah Alu Fauzan
1. Metode-metode syar’i apakah yang bisa anda nasehatkan untuk membentengi atau memelihara seseorang dari sihir? Dan apa langkah penyembuhan yang harus dilakukan jika seseorang telah terkena sihir (santet, tenung, guna-guna dan sejenisnya)?
Jawab:
Metode syar’i yang bisa digunakan untuk menyembuhkan seseorang dari pengaruh sihir adalah sebagaimana yang telah disebutkan oleh Al ‘alamah Ibnul Qoyyim. Beliau berkata: “Dan telah diriwiyatkan dari Nabi tentang cara penyembuhan bagi seseorang yang telah terkena sihir. Cara tersebut ada 2 macam:
Salah satunya, dan cara ini adalah yang paling utama yaitu Menemukan atau mengeluarkan buhul-buhul sihir dan menghancurkannya. Sebagaimana telah shohih dari Nabi ketika beliau terkena sihir, beliau meminta kepada Allah agar diperlihatkan tempat buhul-buhul sihir itu. Maka Allah mengabulkan permohonan beliau. Lalu beliau mengeluarkan buhul-buhul sihir itu dari dalam sumur. Maka ketika buhul-buhul itu telah dikeluarkan, maka hilanglah pengaruh sihir pada diri Nabi, seakan-akan dilepaskan tali dari (ikatan) simpulnya.”
Sampai kemudian Ibnul Qoyyim mengatakan :”dan termasuk langkah penyembuhan yang paling bermanfaat dalam menghilangkan sihir adalah dengan pengobatan ilahiyah berupa dzikir-dzikir, membaca ayat-ayat Qur’an dan do’a-do’a yang disyariatkan…
Ini adalah cara kedua untuk menyembuhkan seseorang dari pengaruh sihir yaitu dengan do’a-do’a yang disyariatkan, membaca Al Qur’an kepada orang yang terkena sihir (ruqyah),yaitu dengan membaca surat Al fatihah, surat Al Ikhlash, surat An Naas, surat Al Falaq, dan surat-surat yang lain, dan meniupkan dengan air ludah yang sangat sedikit (bukan meludah) kepada orang yang diruqyah. Dengan idzin Allah pengaruh sihir itu akan hilang.
(Diterjemahkan oleh Al Akh Abu Sulaiman dari majmu’ fataawa Syaikh Shalih bin Fauzan bin ‘Abdillah Alu Fauzan, Muraja’ah Al Ustadz Abu ‘Isa Nurwahid) Sumber : Buletin Dakwah Al-Atsary, Semarang Edisi XX / 1427H Dikirim via email oleh Al-Akh Dadik )
JIka kita kaji dari fatwa Syaikh Fauzan kita dapatkan kesimpulan bahwa untuk menuju kesembuhan yang sempurna harus menggunakan semua cara dan upaya menemukan dan menghancurkan buhul (ada bahasan sendiri cara menemukan buhul) dan cara menghancurkannya harus dengan sarana ruqyah dengan membacakan ayat suci Al-Qur’an dan Doa rasulullah lalu dibakar.
Atau jika tidak dapat ditemukan, atau buhulnya berupa ucapan mantra maka WAJIB penderita sihir selalu membentengi dirinya dengan ruqyah dan selalu ruqyah mandiri seumur hidupnya!

Senin, 25 April 2016

Batuk mana yang biasa dan mana yang luar biasa?



Artikel ini saya ambil dari : http://www.anakku.net

A
nak mana yang tak pernah didatangi batuk? Batuk merupakan salah satu gejala yang kerap mengakrabi anak-anak. Kebanyakan orangtua cepat merasa khawatir saat si kecil terserang batuk. Bisa dikatakan batuk adalah penyebab tersering orangtua membawa anaknya berobat ke dokter. Kapan sih batuk dianggap biasa dan bisa diobati sendiri, atau kapan patut diwaspadai?
Batuk, biarpun mengganggu namun sebenarnya ada gunanya
Banyak yang tidak mengetahui bahwa batuk sebenarnya amat berguna bagi tubuh. Batuk merupakan suatu refleks untuk mempertahankan tubuh terhadap serangan dari luar. Saluran pernapasan bagian bawah termasuk paru-paru seharusnya selalu steril (bebas dari kuman). Tetapi selalu ada debu, kotoran, bahkan bakteri atau virus yang selalu berusaha menyerang dan masuk ke dalam paru. Bila serangan berhasil, dapat terjadi infeksi paru atau pneumonia. Namun bila serangan gagal ya anak cepat sehat kembali.
Batuk dapat menolong pertahanan paru.Bila ada benda asing di jalan napas, saraf di saluran napas akan terangsang dan anak menjadi batuk. Karena batuk, keluarlah udara dengan kecepatan tinggi yang dapat membersihkan jalan napas dari debu, kotoran, atau lendir yang berlebihan.
Tidak hanya karena ada debu atau bakteri yang masuk, batuk juga dapat terjadi spontan pada anak yang mempunyai bakat. Pada keadaan asma atau saluran napas yang terlalu reaktif, dapat terjadi penyempitan dan peradangan saluran napas disertai produksi lendir yang banyak. Akibatnya terjadi batuk juga untuk mengeluarkan lendir tersebut.
Batuk pada anak dapat begitu hebatnya sampai merangsang refleks muntah. Muntah juga bisa terjadi akibat rasa mual yang ditimbulkan oleh tertelannya dahak dalam jumlah banyak ke lambung. Muntah karena batuk pasti tidak dapat diobati dengan obat muntah, batuknya dulu harus diobati.
Dok, batuk anakku kok seperti mengonggong? Serem deh dan kasihan sekali.
Sebenarnya, dengan mengenali berbagai bunyi batuk, orangtua dapat memutuskan apakah anak dapat dirawat sendiri di rumah atau perlu ke dokter.
Batuk berdahak, suaranya grook-grook. Biasanya dengan sekali atau beberapa kali batuk dahak sudah terpental ke luar. Anak tidak begitu terganggu. Kalau kebetulan dahaknya ke luar, amati jumlah, warna, kekentalan, dan bau dari dahak. Dahak yang kental dan berjumlah banyak, berwarna hijau, berbau tidak sedap, mungkin disebabkan adanya infeksi bakteri di paru. Apabila penyebabnya alergi atau infeksi virus, dahak berwarna bening atau putih. Dahak bercampur darah .. waah bawa ke dokter.
Batuk kering, suaranya khak-khak, biasanya batuknya cukup hebat. Karena tidak dapat mengeluarkan lendir anak seperti tersiksa.
Batuk kering yang lebih berat adalah batuk yang yang menggonggong. Waah, sampai seperti suara anjing menyelak. Keadaan ini sering disebabkan pembengkakan saluran napas atas di daerah epiglotis.
Whooping cough terjadi pada penyakit pertusis atau batuk 100 hari, Anak batuk-hebat sampai tidak sempat menarik napas. Beberapa anak sampai menjadi biru dan terkencing-kencing. Setelah batuk berkali-kali tanpa sempat menarik napas, diakhiri dengan menarik napas panjang disertai bunyi “nguuuuk,” atau “whooop.” Namanya saja batuk 100 hari, pasti berlangsung lama sekali.
Batuk disertai suara mengi. Hal ini banyak ditemukan pada anak dengan asma. Batuknya dapat basah atau kering, tetapi napasnya berbunyi saat mengeluarkan napas “ngiiik, ngiiik.”
Batuknya hanya malam hari dok, siang hari biasa saja. Aneh ya?
Tidak aneh. Batuk malam hari saja paling sering disebabkan asma atau alergi. Kalau kebetulan tempat tidurnya banyak debu, udara terlalu dingin, muncul deh batuknya. Anak kecil juga sering mengalami batuk saat tidur karena refluks. Asam lambung naik ke atas saat tidur terlentang, akan merangsang batuk. Refluks juga menyebabkan batuk saat diberi makan atau minum. Sinusitis pada anak besar juga dapat menyebabkan batuk malam hari.
Kok diberi obat tidak sembuh-sembuh?
Batuk akut yang paling ringan disertai demam ringan dan pilek merupakan batuk yang paling sering ditemukan, disebut sebagai common cold. Batuk akut bisa juga bisa disebabkan radang tenggorokan (faringitis akut). Infeksi ini akan membaik dalam beberapa hari, namun batuk bisa menetap selama 1-3 minggu karena terjadi kerusakan dinding saluran napas.
Bila sudah 3 minggu tidak sembuh-sembuh, kita sebut sebagai batuk kronik. Nah, yang ini mungkin agak serius. Penyebab batuk kronik yang sering adalah tuberkulosis, refluks gastroesofagus, batuk rejan atau pertusis, sinusitis kronik, iritan di udara (asap), atau kebiasaan saja.
Batuk kronik berulang berlangsung lebih dari 14 hari dan/atau setiap bulan mengalami batuk selama 3 bulan berturut-turut. Sebagian besar disebabkan asma.
Macam-macam penyebab batuk yang akut
Batuk pilek biasa (common cold)
Dari namanya saja kita sudah tahu bahwa ini adalah batuk yang biasa-bisa saja. Common cold disebabkan virus misalnya rhinovirus atau parainfluenzae. Anak merasa pusing, kedinginan, badan pegal, dan nafsu makan berkurang. Lalu muncul batuk, pilek dan hidung tersumbat, dan demam ringan. Tanpa obat juga akan sembuh sendiri dalam beberapa hari. Anak hanya perlu diberi minum banyak, dan penurun demam bila perlu. Batuk karena common cold samasekali tidak memerlukan antibiotika.
Faringitis
Faringitis adalah radang di tenggorokan dan sekitarnya. Gejala faringitis timbul secara akut, yaitu demam, nyeri tenggorokan, pusing, dan bisa juga mual muntah. Apabila dilihat, tenggorokan berwarna merah dan tonsil membengkak. Inilah yang sering disebut dokter dengan leher merah atau sakit amandel. Namun perlu diingat bahwa tidak semua keluhan nyeri tenggorokan berarti faringitis. Anak dengan common cold pun bisa mengalaminya. Kalau lehernya merah perlu antibiotika? Tidak juga. Sebagian besar penyebab faringitis adalah adenovirus, yang juga sembuh sendiri tanpa antibiotika.
Tonsilofaringitis bisa juga disebabkan bakteri, yang menyeramkan adalah Streptococcus A yang dapat menimbulkan komplikasi jantung, dan ginjal. Tonsilofaringitis yang ini perlu antibiotika. Bagaimana membedakannya dengan virus? Ini yang sulit. Tonsilofaringitis karena bakteri biasanya terlihat ada kotoran berwarna agak putih, napasnya juga bau. Diagnosis pasti dengan usapan tenggorokan, kemudian dikultur untuk melihat apakah benar ada bakteri.
Difteri
Difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Kuman ini ditularkan melalui kontak dengan pasien saat batuk, bersin atau berbicara. Difteri menyebabkan terbantuknya selaput warna putih abu-abu kotor yang mudah berdarah bila disentuh dengan kapas. Selaput ini dapat menyebabkan sumbatan saluran napas sehingga anak dapat meninggal. Selain itu, difteri juga membentuk racun yang sangat jahat terutama terhadap jantung, yang juga dapat menimbulkan kematian.
Difteri menyebabkan anak terlihat sangat lemas walau demamnya tidak begitu tinggi, batuknya seperti anjing menyalak (barking cough), dan bunyi menorok (stridor) saat menarik napas.
Yang paling penting adalah pencegahan yaitu dengan memberikan imunisasi DPT sesuai jadwal. Imunisasi DPT sudah lengkap berarti anak terlindung dari difteri
Croup
Croup adalah peradangan di saluran napas atas yaitu di larings dan trakea. Penyebabnya adalah virus seperti parainfluenza, influenza, RSV, atau adenovirus.
Pada croup terjadi batuk kering (barking cough), suara serak, dan suara mengorok saat anak menarik napas disebut sebagai stridor. Terlihat juga napas cepat, cuping hidung kembang kempis, terlihat tarikan/cekungan di dinding dada dan sela-sela iga. Gejala makin berat bila anak menangis. Biasanya tidak disertai gejala sulit menelan.
Penyebab lain
Apabila seorang anak kecil yang sehat tiba-tiba batuk hebat, kita perlu memeriksa apakah ada benda asing yang masuk ke saluran napas. Kondisi ini sangat berbahaya karena jalan napas anak bisa tersumbat total dan mengakibatkan kematian dalam waktu cepat. Tindakan yang harus dilakukan adalah segera mengeluarkannya dengan cara meletakkan anak dalam posisi terbalik yaitu kepala di bawah, kemudian menepuk punggungnya. Jika tidak berhasil, hubungi unit gawat darurat (UGD).
Macam-macam penyebab batuk yang kronis
Tuberkulosis atau TBC paru
Penyakit TBC banyak ditemukan, bahkan Indonesia menempati urutan ketiga terbanyak di dunia setelah Cina dan India. Cuma, sebetulnya gejala utama TBC anak bukanlah batuk, melainkan:
  1. Nafsu makan hilang, pertumbuhan terganggu dan berat badan tidak naik walaupun diberi makan sebanyak-banyaknya.
  2. Demam berulang tanpa sebab yang jelas
  3. Malam-malam anak tetap berkeringat.
  4. Pembesaran kelenjar getah bening terutama di bagian samping leher, yang lebih dari satu dan tidak sakit.
  5. Gejala pernapasan: pada anak kecil, TBC tidak selalu disertai batuk, dahak, dan batuk darah seperti penderita dewasa. Pada anak yang lebih besar gejala TBC dapat seperti orang dewasa yaitu terdapat batuk dengan dahak dan bisa juga batuk darah.
  6. Kadang ada gejala saluran pencernaan yang aneh: diare terus-menerus yang tidak sembuh dengan pengobatan diare, benjolan di perut, atau perut membesar terisi cairan.
  7. Kalau ditanyakan dengan teliti, sering ada kontak erat atau serumah dengan penderita TB yang pemeriksaan dahaknya positif.
Diagnosis TBC pada anak harus dengan test Mantoux. Dilakukan penyuntikan ke dalam kulit di lengan bawah, lalu dilihat keadaannya dalam 2-3 hari. Kalau Mantoux positif, terlihat benjolan berwarna kemerahan dengan garis tengah lebih dari 10 milimeter. Benjolan atau warna kemerahan tersebut sering masih terlihat sampai 1 minggu.
Kalau test Mantoux positif, baru dilakukan rontgen dan pemeriksaan darah untuk menilai apakah TBC nya aktif atau tidak. Pengobatan TBC perlu waktu lama, minimal 6 bulan. Biasanya dalam 2-3 bulan terlihat nafsu makan membaik dan anak jarang demam. Kalau berat badan tidak naik, pikirkan diagnosis yang lain.
Pertusis (batuk rejan)
Penyakit ini sering disebut batuk 100 hari karena batuk baru hilang setelah 10-12 minggu. Semua anak batuk hebat, tetapi tidak semua anak mengeluarkan bunyi “nguuuk” yang khas.
Pertusis disebabkan oleh bakteri Bordetella pertusis yang ditularkan melalui udara. Gejala awalnya mirip dengan infeksi saluran napas atas lainnya yaitu pilek dengan lendir cair dan jernih, mata merah dan berair, batuk ringan, demam ringan. Pada stadium ini, kuman paling mudah menular. Setelah 1-2 minggu, timbullah stadium kedua dimana frekuensi dan derajat batuk bertambah, disertai suara khas :nguuuk” tadi. Stadium penyembuhan terjadi 2-4 minggu kemudian, “nguuuk” hilang, muntah hilang, namun batuk bisa menetap hingga lebih dari 1 bulan.
Aliran balik lambung (refluks gastroesofagus)
Aliran balik isi lambung bisa naik kembali ke atas dan masuk ke saluran napas sehingga menimbulkan merangsang saluran cerna bagian atas yang bernama esofagus. Refluks sering sekali lolos dari diagnosis. Obatnya ya bukan obat batuk tetapi anti asam lambung atau untuk mengurangi asam lambung.
Batuk karena post nasal drip
Bila anak mengalami sinusitis, ingus sering menetes dari hidung ke belakang, ke tenggorok. Keadaan ini disebut sebagai post nasal drip. Karena itu anak menjadi batuk. Penyebabnya antara lain pilek karena alergi atau rinitis alergi dan radang rongga sinus atau sinusitis. Rinitis alergi sering dijumpai pada anak asma. Sinusitis perlu diobati hingga tuntas karena infeksi yang berlangsung lama dapat merusak permukaan sinus serta sering membutuhkan terapi bedah.
Benda asing kecil
Masuknya benda asing ke saluran napas dapat mengakibatkan penyumbatan dan berakhir fatal, khususnya bila benda tersebut berukuran besar. Namun benda asing yang kecil (misalnya kacang dan permen) bisa masuk lebih dalam ke paru-paru dan menyebabkan batuk selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
Benda asing juga sering menyebabkan infeksi berulang. Karenanya, kita perlu hati-hati karena anak kecil suka sekali memasukkan segala macam benda di mulutnya. Jangan biarkan ia bermain tanpa pengawasan. Sebagai pencegahan, pilih mainan yang aman dan jangan berikan makanan berukuran kecil yang bisa membuatnya tersedak.
Batuk kronik berulang
Pengertian kronik dan berulang disini yaitu batuk yang berlangsung lebih dari 14 hari dan/atau tiga episode atau lebih dalam waktu tiga bulan berturut-turut.
Sebagian besar batuk kronik berulang pada anak disebabkan asma. Batuk pada asma cenderung lebih berat pada malam hari dan mengganggu tidur. Bila asma tidak disertai mengi, melainkan hanya batuk kronik berulang saja, diagnosis sering terlambat.
Kapan ke dokter?
Anda perlu berkonsultasi ke dokter jika batuk disertai gejala-gejala berikut:
  1. Batuk disertai lendir atau dahak berwarna hijau, kecoklatan, kuning, bercampur darah, atau berbau tidak sedap.
  2. Nyeri dada.
  3. Sesak napas, atau napas lebih cepat dari biasanya.
  4. Terdengar bunyi ngik-ngik atau mengi (wheezing) saat anak menghembuskan napas.
  5. Terlihat warna kebiruan di bibir, wajah, lidah.
  6. Demam tinggi (khususnya pada bayi atau tanpa disertai pilek).
  7. Bayi < 3 bulan yang batuk-batuk lebih dari beberapa jam.
  8. Batuk pada malam hari.
  9. Terdengar suara khas (whoop) saat anak berusaha menarik napas setelah batuk-batuk hebat.
  10. Terdengar stridor (ngorok) saat anak menarik napas.
  11. Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
Referensi :
  1. UKK Pulmonologi PP IDAI. Pedoman nasional tuberkulosis anak. Jakarta: 2005.
  2. Wald ER. Croup. Dalam: McMillan JA, DeAngelis CD, Feigin RD, Warshaw JB, penyunting. Oski’s pediatrics. Edisi ketiga. Philadelphia: Lippincott; 1999. h. 1270-5.
  3. Boat TF. Chronic or recurrent respiratory symptoms. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, penyunting. Nelson textbook of pediatrics. Edisi ketujuh belas. Philadelphia: Saunders; 2004. h. 1401-4.

Senin, 21 Maret 2016

Penyebab Rossi Gagal Raih Podium di Qatar

Motor Rossi gagal bekerja maksimal. (Foto: Crash)

DOHA – Pembalap Tim Movistar Yamaha, Valentino Rossi, membeberkan penyebab utamanya gagal meraih podium saat mentas di race perdana MotoGP 2016 yang berlangsung di Sirkuit Losail, Qatar, Senin (21/3/2016) dini hari WIB. The Doctor –julukan Rossi– menilai motor YZR-M1 kepunyaannya tak memiliki kecepatan maksimal untuk menembus posisi tiga besar.
Rossi memulai balapan dari posisi kelima. Namun sejak start, Rossi lebih banyak berkutat di posisi tersebut. Baru pada lap kelima rider berusia 37 tahun naik ke posisi empat. Itu pun karena rider Ducati, Andrea Iannone, yang tengah menduduki posisi dua terjatuh dan gagal melanjutkan balapan.
Pada intinya, Rossi berhasil membuntuti Jorge Lorenzo, Andrea Dovizioso dan Marc Marquez yang berada tepat di depannya. Namun karena tak memiliki kecepatan memadai, Rossi gagal merecoki tiga pembalap di depannya tersebut dan hanya finis di posisi empat.
“Saya tidak memiliki cukup kecepatan kali ini. Saya tak cukup kuat untuk melakukan serangan di satu bagian yang biasanya saya sedikit lebih cepat ketimbang pembalap-pembalap yang berada di depan saya,” tegas Rossi mengutip dari Motorsport, Senin (21/3/2016).
Finis di posisi empat membuat Rossi hanya meraih 13 poin. Ia terpaut 12 angka dari Lorenzo yang memimpin klasemen sementara MotoGP 2016.

http://sports.okezone.com

Rosberg Berjaya, Rio Haryanto Gagal Finis

Putaran pertama ajang Formula One (F1) resmi dimulai di Sirkuit Albert Park, Melbourne, Minggu (20/3/2016) siang WIB. Pembalap Mercedes, Nico Rosberg sukses menjadi juara, dibuntuti Lewis Hamilton di posisi dua, dan Sebastian Vettel di posisi ketiga.
Sementara pembalap Indonesia, Rio Haryanto, yang membela panji tim Manor Racing gagal menyelesaikan balapan pada lap 19. Penyebabnya adalah adanya kebocoran oli di bagian as roda belakangnya.
Jalannya Lomba
Pembalap Indonesia yang membela Manor Racing memulai start dari posisi buncit. Selepas lap pertama, Rio masih berada di posisi 19, di depan Esteban Gutierrez.
Sebastian Vettel merangsek naik ke posisi pertama, disusul Kimi Raikkonen di posisi kedua. Sementara Lewis Hamilton berada di posisi keenam. Sementara Rosberg menguntit kedua pembalap Ferrari dari posisi ketiga.
Memasuki lap ketujuh Hamilton masih terlihat kesulitan merangsek ke posisi tiga besar. Setelah merebut posisi lima dari Felipe Massa, juara bertahan tersebut masih tertahan di posisi lima di belakang Max Verstappen.
Memasuki lap kesembilan Rio Haryanto naik ke posisi 18, di depan Gutierrez, Carlos Sainz, dan Kevin Magnussen. Naiknya posisi Rio disebabkan Sainz masuk ke dalam pit. Sementara Pascal Werhlein berada di posisi 13.
Rio Haryanto berada di posisi 18 dengan catatan waktu 1 menit 41,214 detik, berada di depan Kevin Magnussen dan menguntit Wehrlein. Pemimpin lomba berpindah ke tangan Raikkonen selepas Vettel memasuki pit. Hamilton masuk pit, Vettel kembali ke posisi kedua.
Kecelakaan terjadi kepada Fernando Alonso dan Gutierrez. Ban mobil Alonso menabrak ban bagian belakang Gutierrez. Keduanya tidak mampu melanjutkan balapan. Bayaknya serpihan di sirkuit membuat balapan dihentikan sementara.
Selepas balapan dihentikan sementara, para pembalap kembali masuk ke trek digiring oleh safety car. Sayangnya, di antara pembalap yang masuk tidak ada pembalap Indonesia, Rio Haryanto.
Pembalap yang pernah mencicipi berlaga di ajang GP2 dan GP3 tersebut mengalami maslah dengan mobilnya. Hal itu membuat dirinya tidak bisa melanjutkan balapan, terakhir ia berada di posisi 18 di balapan.
“Sedih melihat @Rharyantoracing harus menyudahi balapannya setelah mobilnya mengalami masalah. Dia takkan kembali membalap,” tulis twitter @Manor, Minggu (20/3/2016).
Kimi Raikkonen mengalami nasib nahas. Setelah balapan kembali dilangsungkan, The Ice Man mengalami maslah pada mobilnya. Saat memasuki pit, mobil SF16-H terlihat mengepulkan asap dan mengeluarkan api.
Vettel mengalami sedikit masalah dengan bagian depan mobilnya pada saat memasuki pit. Hal itu membuat ia kehilangan banyak waktu. Alhasil posisinya diambil alih Rosberg dan Hamilton. Vettel berjuang keras untuk mengejar dua pilot Mercedes tersebut, namun hingga lap 50 ia masih tertahan di posisi tiga. Pada akhirnya Rosberg keluar sebagai juara, diikuti oleh Hamilton dan Vettel di posisi ketiga.

Hasil Grand Prix Albert Park, Melbourne, Minggu (20/3/2016).
1. Nico Robserg 1 menit :32.449
2. Lewis Hamilton 1:33.348
3. Sebastian Vettel 1:31.634
4. Daniel Ricciardo 1:34.766
5. Felipe Massa 1:34.562
6. Romain Grosjean 1:34.073
7. Nico Hulkenberg 1:33.848
8. Valteri Bottas 1:33.886
9. Carlos Sainz 1:34.064
10. Max Verstappen 1:33.387
11. Jolyon Palmer 1:33.692
12. Kevin Magnussen 1:33.343
13. Sergio Perez 1:35.236
14. Jenson Button 1:32.088
15. Felipe Nasr 1:38.282
16. Pascal Wehrlein 1:37.329
GAGAL FINIS
Marcus Ericsson
Kimi Raikkonen
Rio Haryanto
Esteban Gutierrez
Fernando Alonso
Daniil Kvyat

http://sports.okezone.com

Penyebab Rio Haryanto Gagal Finis Terungkap

Gagalnya Rio Haryanto menyelesaikan balapan di seri perdana Formula One di Albert Park, Melbourne, memunculkan tanda tanya apa yang sebenarnya terjadi dengan mobilnya. Ternyata, masalah terjadi pada as roda belakang yang mengalami kebocoran oli.
Balapan sempat dihentikan pada lap 19 akibat kecelakaan hebat yang terjadi pada Fernando Alonso dan Esteban Gutierrez. Kedua mobil pembalap saling menyenggol, dan membuat mobil McLaren tunggangan Alonso terpelanting hancur berantakan.
Rio Haryanto yang berada di posisi 18 pada lap 19 masuk ke pit bersama para pembalap lainnya karena race dihentikan untuk sementara. Namun, setelah race kembali dimulai mobil Rio tidak keluar dari garasi milik Manor.
“As roda belakang olinya bocor,” ujar Indah Pennywati, ibunda Rio Haryanto kepada Okezone, Minggu (20/3/2016).
Beberapa saat kemudia pihak Manor mengumumkan pembalap asal Surakarta tersebut tidak bisa melanjutkan balapan karena mengalami masalah pada mobilnya. Hal ini tentunya sangat disayangkan karena ini merupakan balapan debutnya.
http://sports.okezone.com

Senin, 14 Maret 2016

Penyakit Demam Berdarah



Gambaran Klinis
Demam yang akut, selama 2 hingga 7 hari, dengan 2 atau lebih gejala ? gejala berikut : nyeri kepala, , nyeri otot, nyeri persendian, bintik-bintik pada kulit sebagai manifestasi perdarahan dan leukopenia.

Kriteria Untuk Diagnosa Laboratorium
Satu atau lebih dari hal-hal berikut :
Isolasi virus dengue dari serum, plasma, leukosit ataupun otopsi.
Ditemukannya anti bodi IgG ataupun AgM yang meningkatkan tinggi titernya mencapai empat kali lipat terhadap satu atau lebih antigen dengue dalam spesimen serta berpadangan.
Dibuktikan adanya virus dengue dari jaringan otopsi dengan cara immunokimiawi atau dengan cara immuno-flouresens, ataupun didalam spesimen serum dengan uji ELISA
Dibuktikan dengan keberadaan gambaran genomic sekuen virus dari jaringan otopsi, sediaan serum atau cairan serebro spinal (CSS), dengan uji Polymerase Chain Reaction ( PCR).

Klarifikasi Kasus
Dicurigai sebagai kasus : Yaitu kasus yang jelas dengan melihat gejala klinisnya.
Kemungkinan sebagai Kaus : ialah kasus yang menunjukkan gejala klinis dan didukung oleh satu atau lebih dari ;
Uji serologi berupa munculnya titer anti bodi dengan hemaglutinasi ? inhibisi 1280 atau lebih yang sebanding dengan titer positif IgG dengan uji ELISA, ataupun titer positif zat anti bodi IgM pada fase akhir yang akut pada fase konvalesens.
Munculnya kasus DD lain dilokasi dan waktu yang sama
Kasus yang Pasti : ialah kasus yang secara klinis benar, serta didukung pula kebenarannya secara laboratoris.
Kriteria Untuk Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Sindrom Syok Dengue (SSD)
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah kasus tersangka ataupun kasus yang pasti dari dengue dengan kecenderungan perdarahan disertai adanya satu atau lebih dari hal ? hal berikut :

Tes Tourniquet yang positif.
Adanya perdarahan dalam bentuk petekiae, ekimosis atau purpura.
Perdarahan selaput lendir mukosa, alat cerna gastrrointestinal, tempat suntikan atau ditempat lainnya.
Hematemesis atau melena
Dan trombositopenia ( < 100.000 per mm3)
Dan perembesan plasma yang erat hubungannya dengan kenaikan permiabilitas dinding pembuluh darah, yang ditandai dengan munculya satu atau lebih dari :
Kenaikan nilai 20 % (hematokrit atau lebih tergantung umur dan jenis kelamin)
Menurunnya nilai hematokrit dari nilai dasar 20 % atau lebih sesudah pengobatan.
Tanda ? tanda perembesan plasma ( yaitu, efusi pleura, asites, hipoproteinaemia

2. Sindrom Syok Dengue (SSD)
Mencakup semua kriteria DBD diatas ditambah lagi dengan munculnya gangguan sirkulasi darah dengan tanda-tanda denyut nadi menjadi lemah dan cepat, menyempitnya tekanan nadi (20 mmHg atau kurang) atau hipotesi berdasar umur, kedinginan, keringat dingin dan gelisah.



DHF / DBD

Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue Famili Flaviviridae,dengan genusnya adalah flavivirus. Virus ini mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4.

Selama ini secara klinik mempunyai tingkatan manifestasi yang berbeda, tergantung dari serotipe virus Dengue. Morbiditas penyakit DBD menyebar di negara-negara Tropis dan Subtropis. Disetiap negara penyakit DBD mempunyai manifestasi klinik yang berbeda.
Di Indonesia Penyakit DBD pertama kali ditemukan pada tahun 1968 di Surabaya dan sekarang menyebar keseluruh propinsi di Indonesia. Timbulnya penyakit DBD ditenggarai adanya korelasi antara strain dan genetik, tetapi akhir-akhir ini ada tendensi agen penyebab DBD disetiap daerah berbeda. Hal ini kemungkinan adanya faktor geografik, selain faktor genetik dari hospesnya. Selain itu berdasarkan macam manifestasi klinik yang timbul dan tatalaksana DBD secara konvensional sudah berubah.

Infeksi virus Dengue telah menjadi masalah kesehatan yang serius pada banyak negara tropis dan sub tropis. Kejadian penyakit DBD semakin tahun semakin meningkat dengan manifestasi klinis yang berbeda mulai dari yang ringan sampai berat. Manifestasi klinis berat yang merupakan keadaan darurat yang dikenal dengan Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) dan Dengue Shock Syndrome (DSS).

Manifestasi klinis infeksi virus Dengue termasuk didalamnya Demam Berdarah Dengue sangat bervariasi, mulai dari asimtomatik, demam ringan yang tidak spesifik, Demam Dengue, Demam Berdarah Dengue, hingga yang paling berat yaitu Dengue Shock Syndrome (DSS). Dalam praktek sehati-hari, pada saat pertama kali penderita masuk rumah sakit tidaklah mudah untuk memprediksikan apakah penderita Demam Dengue tersebut akan bermanifestasi menjadi ringan atau berat. Infeksi sekunder dengan serotipe virus dengue yang berbeda dari sebelumnya merupakan faktor resiko terjadinya manifestasi Deman Berdarah Dengue yang berat atau Dengue Shock Syndrome (DSS).
Namun sampai saat ini mekanisme respons imun pada infeksi oleh virus Dengue masih belum jelas, banyak faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue, antara lain faktor host, lingkugan (environment) dan faktor virusnya sendiri.

Faktor host yaitu kerentanan (susceptibility) dan respon imun.
Faktor lingkungan (environment) yaitu kondisi geografi (ketinggian dari permukaan laut, curah hujan, angin, kelembaban, musim); Kondisi demografi (kepadatan, mobilitas, perilaku, adat istiadat, sosial ekonomi penduduk).

Jenis nyamuk sebagai vektor penular penyakit juga ikut berpengaruh. Faktor agent yaitu sifat virus Dengue, yang hingga saat ini telah diketahui ada 4 jenis serotipe yaitu Dengue 1, 2, 3 dan 4. Penelitian terhadap epidemi Dengue di Nicaragua tahun 1998, menyimpulkan bahwa epidemiologi Dengue dapat berbeda tergantung pada daerah geografi dan serotipe virusnya..

Untuk menegakkan diagnosa infeksi virus Dengue diperlukan dua kriteria yaitu kriteria klinik dan kriteria laboratorium (WHO, 1997).

Pengembangan tehnologi laboratorium untuk mendiagnosa infeksi virus Dengue terus berlanjut hingga sensitivitas dan spesifitasnya menjadi lebih bagus dengan waktu yang cepat pula. Ada 4 jenis pemeriksaan laboratorium yang digunakan yaitu : uji serologi, isolasi virus, deteksi antigen dan deteksi RNA/DNA menggunakan tehnik Polymerase Chain Reaction (PCR). (Mariyam, 1999).

Wabah Dengue yang baru terjadi di Bangladesh yang diidentifikasi dengan PCR ternyata Den-3 yang dominan. Sedangkan wabah di Salta Argentina pada tahun 1997 ditemukan bahwa serotipe Den-2 yang menyebabkan transmisinya. Sistem surveillance Dengue di Nicaragua pada bulan Juli hingga Desember 1998 mengambil sampel dari beberapa rumah sakit dan pusat kesehatan (Health Center) yang terdapat pada berbagai lokasi menghasilkan temuan 87% DF, 7% DHF, 3% DSS, 3% DSAS. Den-3 paling dominan, Den-2 paling sedikit. Disimpulkan bahwa epidemiologi Dengue dapat berbeda tergantung pada wilayah geografi dan serotipe virusnya.

Virus Dengue
Virus Dengue merupakan virus RNA untai tunggal, genus flavivirus, terdiri dari 4 serotipe yaitu Den-1, 2, 3 dan 4. Struktur antigen ke-4 serotipe ini sangat mirip satu dengan yang lain, namun antibodi terhadap masing-masing serotipe tidak dapat saling memberikan perlindungan silang.. Variasi genetik yang berbeda pada ke-4 serotipe ini tidak hanya menyangkut antar serotipe, tetapi juga didalam serotipe itu sendiri tergantung waktu dan daerah penyebarannya. Pada masing-masing segmen codon, variasi diantara serotipe dapat mencapai 2,6 ? 11,0 % pada tingkat nukleotida dan 1,3 ? 7,7 % untuk tingkat protein (Fu et al, 1992). Perbedaan urutan nukleotida ini ternyata menyebabkan variasi dalam sifat biologis dan antigenitasnya.
Virus Dengue yang genomnya mempunyai berat molekul 11 Kb tersusun dari protein struktural dan non-struktural. Protein struktural yang terdiri dari protein envelope (E), protein pre-membran (prM) dan protein core (C) merupakan 25% dari total protein, sedangkan protein non-struktural merupakan bagian yang terbesar (75%) terdiri dari NS-1 ? NS-5. Dalam merangsang pembentukan antibodi diantara protein struktural, urutan imunogenitas tertinggi adalah protein E, kemudian diikuti protein prM dan C. Sedangkan pada protein non-struktural yang paling berperan adalah protein NS-1.

Vektor
Virus Dengue ditularkan dari orang ke orang melalui gigitan nyamuk Aedes (Ae.) dari ssubgenus Stegomyia. Ae. aegypti merupakan vektor epidemi yang paling utama, namun spesies lain seperti Ae. albopictus, Ae. polynesiensis, anggota dari Ae. Scutellaris complex, dan Ae. (Finlaya) niveus juga dianggap sebagai vektor sekunder. Kecuali Ae. aegyti semuanya mempunyai daerah distribusi geografis sendiri-sendiri yang terbatas. Meskipun mereka merupakan host yang sangat baik untuk virus Dengue, biasanya mereka merupakan vektor epidemi yang kurang efisien dibanding Ae. aegypti. (WHO, 2000)

Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis infeksi virus Dengue pada manusia sangat bervariasi. Spektrum variasinya begitu luas, mulai dari asimtomatik, demam ringan yang tidak spesifik, Demam Dengue, Demam Berdarah Dengue, hingga yang paling berat yaitu Dengue Shock Syndrome (DSS), (Soegijanto, 2000). Diagnosis Demam Berdarah Dengue ditegakkan berdasarkan kriteria diagnosis menurut WHO tahun 1997, terdiri dari kriteria klinis dan laboratoris. Penggunaan kriteria ini dimaksudkan untuk mengurangi diagnosis yang berlebihan (overdiagnosis).

Kriteria Klinis

Demam tinggi mendadak, tanpa sebab jelas, berlangsung terus menerus selama 1-7 hari.
Terdapat manifestasi perdarahan yang ditandai dengan :
? Uji tourniquet positif
? Petekia, ekimosis, purpura
? Perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi
? Hematemesis dan atau melena
? Hematuria
Pembesaran hati (hepatomegali).
Manifestasi syok/renjatan

Kriteria Laboratoris :

Trombositopeni (trombosit < 100.000/ml)
Hemokonsentrasi (kenaikan Ht > 20%)

Manifestasi klinis DBD sangat bervariasi, WHO (1997) membagi menjadi 4 derajat, yaitu :
Derajat I:
Demam disertai gejala-gejala umum yang tidak khas dan manifestasi perdarahan spontan satu-satunya adalah uji tourniquet positif.

Derajat II :
Gejala-gejala derajat I, disertai gejala-gejala perdarahan kulit spontan atau manifestasi perdarahan yang lebih berat.

Derajat III:
Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menyempit (< 20 mmHg), hipotensi, sianosis disekitar mulut, kulit dingin dan lembab, gelisah.

Derajat IV :
Syok berat (profound shock), nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak terukur.

Patogenesis dan Patofisiologi
Patogenesis DBD tidak sepenuhnya dipahami, namun terdapat dua perubahan patofisiologis yang menyolok, yaitu
Meningkatnya permeabilitas kapiler yang mengakibatkan bocornya plasma, hipovolemia dan terjadinya syok. Pada DBD terdapat kejadian unik yaitu terjadinya kebocoran plasma ke dalam rongga pleura dan rongga peritoneal. Kebocoran plasma terjadi singkat (24-48 jam).
Hemostasis abnormal yang disebabkan oleh vaskulopati, trombositopeni dan koagulopati, mendahului terjadinya manifestasi perdarahan.
Aktivasi sistem komplemen selalu dijumpai pada pasien DBD. Kadar C3 dan C5 rendah, sedangkan C3a serta C5a meningkat. Mekanisme aktivasi komplemen tersebut belum diketahui. Adanya kompleks imun telah dilaporkan pada DBD, namun demikian peran kompleks antigen-antibodi sebagai penyebab aktivasi komplemen pada DBD belum terbukti.
Selama ini diduga bahwa derajat keparahan penyakit DBD dibandingkan dengan DD dijelaskan dengan adanaya pemacuan dari multiplikasi virus di dalam makrofag oleh antibodi heterotipik sebagai akibat infesi Dengue sebelumnya. Namun demikian, terdapat bukti bahwa faktor virus serta respons imun cell-mediated terlibat juga dalam patogenesis DBD. (WHO, 2000).

Epidemiologi Molekuler
Infeksi virus Dengue telah menjadi masalah kesehatan yang serius pada banyak negara tropis dan subtropis, oleh karena peningkatan jumlah penderita, menyebarluasnya daerah yang terkena wabah dan manifestasi klinis berat yang merupakan keadaan darurat yaitu Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) danb Dengue Shock Syndrome (DSS).
Antara tahun 1975 dan 1995, DD/DBD terdeteksi keberadaannya di 102 negara di dari lima wilayah WHO yaitu : 20 negara di Afrika, 42 negara di Amerika, 7 negara di Asia Tenggara, 4 negara di Mediterania Timur dan 29 negara di Pasifik Barat. Seluruh wilayah tropis di dunia saat ini telah menjadi hiperendemis dengan ke-empat serotipe virus secara bersama-sama diwilayah Amerika, Asia Pasifik dan Afrika. Indonesia, Myanmar, Thailand masuk kategori A yaitu : KLB/wabah siklis) terulang pada jangka waktu antara 3 sampai 5 tahun. Menyebar sampai daerah pedesaan, sirkulasi serotipe virus beragam (WHO, 2000).

Kandungan Vitamin C pada Buah



Vitamin C merupakan salah satu vitamin yang diperlukan oleh tubuh dan berfungsi untuk meningkatkan sistem imunitas tubuh. Bila dalam tubuh kebutuhan vitamin dan mineral mencukupi, maka segala jenis penyakit dapat dicegah. Mengkonsumsi vitamin C yang juga berfunsi sebagai antioksidan terbukti dapat menangkal virus-virus seperti virus flu, sehingga bila kita cukup memenuhi kebutuhan ini, maka kita akan lebih jarang mengalami flu.
Kumpulan.info - Vitamin ini mudah larut dalam air sehingga bila vitamin yang dikonsumsi melebihi yang dibutuhkan, kelebihan tersebut akan dibuang dalam urine. Karena tidak disimpan dalam tubuh, vitamin C sebaiknya dikonsumsi setiap hari. Dosis yang rata-rata dibutuhkan bagi orang dewasa adalah 60-90 mg/hari. Tapi bisa juga lebih tergantung kondisi tubuh dan daya tahan masing-masing orang yang berbeda-beda. Batas maksimum yang diizinkan untuk mengkonsumsi vitamin C adalah 1000 mg/hari.
Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan gusi berdarah, sariawan, nyeri otot atau gangguan syaraf. Kekurangan lebih lanjut mengakibatkan anemia, sering mengalami infeksi dan kulit kasar. Sementara kelebihan vitamin C dapat menyebabkan diare. Bila kelebihan vitamin C akibat penggunaan suplemen dalam waktu yang cukup lama dapat mengakibatkan batu ginjal, sedangkan bila kelebihan vitamin C yang berasal dari buah-buahan umumnya tidak menimbulkan efek samping.
Makanan yang mengandung vitamin C umumnya adalah buah-buahan dan sayuran. Buah yang mengandung vitamin C tidak selalu berwarna kuning, misalnya pada jambu biji yang merupakan buah dengan kandungan vitamin C paling tinggi yang dapat kita konsumsi. Bahkan, pada beberapa buah, kulitnya mengandung vitamin C lebih tinggi daripada buahnya. Misalnya pada kulit buah apel dan jeruk walaupun tidak semua kulit buah bisa dimakan.
Untuk mengetahui kandungan vitamin C pada buah, berikut adalah tabel kandungan pada buah-buah yang umum kita temui dalam 100 gram.
Kandungan Vitamin C pada Buah
Buah
Kandungan Vitamin C
(gr/100 gr)



Jambu Biji
183
Kelengkeng
84
Pepaya
62
Jeruk
53
Melon
42
Anggur
34
Jeruk Mandarin
31
Buah Sukun
29
Mangga
28
Nanas
15
Pisang
9
8