Senin, 25 April 2016

Batuk mana yang biasa dan mana yang luar biasa?



Artikel ini saya ambil dari : http://www.anakku.net

A
nak mana yang tak pernah didatangi batuk? Batuk merupakan salah satu gejala yang kerap mengakrabi anak-anak. Kebanyakan orangtua cepat merasa khawatir saat si kecil terserang batuk. Bisa dikatakan batuk adalah penyebab tersering orangtua membawa anaknya berobat ke dokter. Kapan sih batuk dianggap biasa dan bisa diobati sendiri, atau kapan patut diwaspadai?
Batuk, biarpun mengganggu namun sebenarnya ada gunanya
Banyak yang tidak mengetahui bahwa batuk sebenarnya amat berguna bagi tubuh. Batuk merupakan suatu refleks untuk mempertahankan tubuh terhadap serangan dari luar. Saluran pernapasan bagian bawah termasuk paru-paru seharusnya selalu steril (bebas dari kuman). Tetapi selalu ada debu, kotoran, bahkan bakteri atau virus yang selalu berusaha menyerang dan masuk ke dalam paru. Bila serangan berhasil, dapat terjadi infeksi paru atau pneumonia. Namun bila serangan gagal ya anak cepat sehat kembali.
Batuk dapat menolong pertahanan paru.Bila ada benda asing di jalan napas, saraf di saluran napas akan terangsang dan anak menjadi batuk. Karena batuk, keluarlah udara dengan kecepatan tinggi yang dapat membersihkan jalan napas dari debu, kotoran, atau lendir yang berlebihan.
Tidak hanya karena ada debu atau bakteri yang masuk, batuk juga dapat terjadi spontan pada anak yang mempunyai bakat. Pada keadaan asma atau saluran napas yang terlalu reaktif, dapat terjadi penyempitan dan peradangan saluran napas disertai produksi lendir yang banyak. Akibatnya terjadi batuk juga untuk mengeluarkan lendir tersebut.
Batuk pada anak dapat begitu hebatnya sampai merangsang refleks muntah. Muntah juga bisa terjadi akibat rasa mual yang ditimbulkan oleh tertelannya dahak dalam jumlah banyak ke lambung. Muntah karena batuk pasti tidak dapat diobati dengan obat muntah, batuknya dulu harus diobati.
Dok, batuk anakku kok seperti mengonggong? Serem deh dan kasihan sekali.
Sebenarnya, dengan mengenali berbagai bunyi batuk, orangtua dapat memutuskan apakah anak dapat dirawat sendiri di rumah atau perlu ke dokter.
Batuk berdahak, suaranya grook-grook. Biasanya dengan sekali atau beberapa kali batuk dahak sudah terpental ke luar. Anak tidak begitu terganggu. Kalau kebetulan dahaknya ke luar, amati jumlah, warna, kekentalan, dan bau dari dahak. Dahak yang kental dan berjumlah banyak, berwarna hijau, berbau tidak sedap, mungkin disebabkan adanya infeksi bakteri di paru. Apabila penyebabnya alergi atau infeksi virus, dahak berwarna bening atau putih. Dahak bercampur darah .. waah bawa ke dokter.
Batuk kering, suaranya khak-khak, biasanya batuknya cukup hebat. Karena tidak dapat mengeluarkan lendir anak seperti tersiksa.
Batuk kering yang lebih berat adalah batuk yang yang menggonggong. Waah, sampai seperti suara anjing menyelak. Keadaan ini sering disebabkan pembengkakan saluran napas atas di daerah epiglotis.
Whooping cough terjadi pada penyakit pertusis atau batuk 100 hari, Anak batuk-hebat sampai tidak sempat menarik napas. Beberapa anak sampai menjadi biru dan terkencing-kencing. Setelah batuk berkali-kali tanpa sempat menarik napas, diakhiri dengan menarik napas panjang disertai bunyi “nguuuuk,” atau “whooop.” Namanya saja batuk 100 hari, pasti berlangsung lama sekali.
Batuk disertai suara mengi. Hal ini banyak ditemukan pada anak dengan asma. Batuknya dapat basah atau kering, tetapi napasnya berbunyi saat mengeluarkan napas “ngiiik, ngiiik.”
Batuknya hanya malam hari dok, siang hari biasa saja. Aneh ya?
Tidak aneh. Batuk malam hari saja paling sering disebabkan asma atau alergi. Kalau kebetulan tempat tidurnya banyak debu, udara terlalu dingin, muncul deh batuknya. Anak kecil juga sering mengalami batuk saat tidur karena refluks. Asam lambung naik ke atas saat tidur terlentang, akan merangsang batuk. Refluks juga menyebabkan batuk saat diberi makan atau minum. Sinusitis pada anak besar juga dapat menyebabkan batuk malam hari.
Kok diberi obat tidak sembuh-sembuh?
Batuk akut yang paling ringan disertai demam ringan dan pilek merupakan batuk yang paling sering ditemukan, disebut sebagai common cold. Batuk akut bisa juga bisa disebabkan radang tenggorokan (faringitis akut). Infeksi ini akan membaik dalam beberapa hari, namun batuk bisa menetap selama 1-3 minggu karena terjadi kerusakan dinding saluran napas.
Bila sudah 3 minggu tidak sembuh-sembuh, kita sebut sebagai batuk kronik. Nah, yang ini mungkin agak serius. Penyebab batuk kronik yang sering adalah tuberkulosis, refluks gastroesofagus, batuk rejan atau pertusis, sinusitis kronik, iritan di udara (asap), atau kebiasaan saja.
Batuk kronik berulang berlangsung lebih dari 14 hari dan/atau setiap bulan mengalami batuk selama 3 bulan berturut-turut. Sebagian besar disebabkan asma.
Macam-macam penyebab batuk yang akut
Batuk pilek biasa (common cold)
Dari namanya saja kita sudah tahu bahwa ini adalah batuk yang biasa-bisa saja. Common cold disebabkan virus misalnya rhinovirus atau parainfluenzae. Anak merasa pusing, kedinginan, badan pegal, dan nafsu makan berkurang. Lalu muncul batuk, pilek dan hidung tersumbat, dan demam ringan. Tanpa obat juga akan sembuh sendiri dalam beberapa hari. Anak hanya perlu diberi minum banyak, dan penurun demam bila perlu. Batuk karena common cold samasekali tidak memerlukan antibiotika.
Faringitis
Faringitis adalah radang di tenggorokan dan sekitarnya. Gejala faringitis timbul secara akut, yaitu demam, nyeri tenggorokan, pusing, dan bisa juga mual muntah. Apabila dilihat, tenggorokan berwarna merah dan tonsil membengkak. Inilah yang sering disebut dokter dengan leher merah atau sakit amandel. Namun perlu diingat bahwa tidak semua keluhan nyeri tenggorokan berarti faringitis. Anak dengan common cold pun bisa mengalaminya. Kalau lehernya merah perlu antibiotika? Tidak juga. Sebagian besar penyebab faringitis adalah adenovirus, yang juga sembuh sendiri tanpa antibiotika.
Tonsilofaringitis bisa juga disebabkan bakteri, yang menyeramkan adalah Streptococcus A yang dapat menimbulkan komplikasi jantung, dan ginjal. Tonsilofaringitis yang ini perlu antibiotika. Bagaimana membedakannya dengan virus? Ini yang sulit. Tonsilofaringitis karena bakteri biasanya terlihat ada kotoran berwarna agak putih, napasnya juga bau. Diagnosis pasti dengan usapan tenggorokan, kemudian dikultur untuk melihat apakah benar ada bakteri.
Difteri
Difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Kuman ini ditularkan melalui kontak dengan pasien saat batuk, bersin atau berbicara. Difteri menyebabkan terbantuknya selaput warna putih abu-abu kotor yang mudah berdarah bila disentuh dengan kapas. Selaput ini dapat menyebabkan sumbatan saluran napas sehingga anak dapat meninggal. Selain itu, difteri juga membentuk racun yang sangat jahat terutama terhadap jantung, yang juga dapat menimbulkan kematian.
Difteri menyebabkan anak terlihat sangat lemas walau demamnya tidak begitu tinggi, batuknya seperti anjing menyalak (barking cough), dan bunyi menorok (stridor) saat menarik napas.
Yang paling penting adalah pencegahan yaitu dengan memberikan imunisasi DPT sesuai jadwal. Imunisasi DPT sudah lengkap berarti anak terlindung dari difteri
Croup
Croup adalah peradangan di saluran napas atas yaitu di larings dan trakea. Penyebabnya adalah virus seperti parainfluenza, influenza, RSV, atau adenovirus.
Pada croup terjadi batuk kering (barking cough), suara serak, dan suara mengorok saat anak menarik napas disebut sebagai stridor. Terlihat juga napas cepat, cuping hidung kembang kempis, terlihat tarikan/cekungan di dinding dada dan sela-sela iga. Gejala makin berat bila anak menangis. Biasanya tidak disertai gejala sulit menelan.
Penyebab lain
Apabila seorang anak kecil yang sehat tiba-tiba batuk hebat, kita perlu memeriksa apakah ada benda asing yang masuk ke saluran napas. Kondisi ini sangat berbahaya karena jalan napas anak bisa tersumbat total dan mengakibatkan kematian dalam waktu cepat. Tindakan yang harus dilakukan adalah segera mengeluarkannya dengan cara meletakkan anak dalam posisi terbalik yaitu kepala di bawah, kemudian menepuk punggungnya. Jika tidak berhasil, hubungi unit gawat darurat (UGD).
Macam-macam penyebab batuk yang kronis
Tuberkulosis atau TBC paru
Penyakit TBC banyak ditemukan, bahkan Indonesia menempati urutan ketiga terbanyak di dunia setelah Cina dan India. Cuma, sebetulnya gejala utama TBC anak bukanlah batuk, melainkan:
  1. Nafsu makan hilang, pertumbuhan terganggu dan berat badan tidak naik walaupun diberi makan sebanyak-banyaknya.
  2. Demam berulang tanpa sebab yang jelas
  3. Malam-malam anak tetap berkeringat.
  4. Pembesaran kelenjar getah bening terutama di bagian samping leher, yang lebih dari satu dan tidak sakit.
  5. Gejala pernapasan: pada anak kecil, TBC tidak selalu disertai batuk, dahak, dan batuk darah seperti penderita dewasa. Pada anak yang lebih besar gejala TBC dapat seperti orang dewasa yaitu terdapat batuk dengan dahak dan bisa juga batuk darah.
  6. Kadang ada gejala saluran pencernaan yang aneh: diare terus-menerus yang tidak sembuh dengan pengobatan diare, benjolan di perut, atau perut membesar terisi cairan.
  7. Kalau ditanyakan dengan teliti, sering ada kontak erat atau serumah dengan penderita TB yang pemeriksaan dahaknya positif.
Diagnosis TBC pada anak harus dengan test Mantoux. Dilakukan penyuntikan ke dalam kulit di lengan bawah, lalu dilihat keadaannya dalam 2-3 hari. Kalau Mantoux positif, terlihat benjolan berwarna kemerahan dengan garis tengah lebih dari 10 milimeter. Benjolan atau warna kemerahan tersebut sering masih terlihat sampai 1 minggu.
Kalau test Mantoux positif, baru dilakukan rontgen dan pemeriksaan darah untuk menilai apakah TBC nya aktif atau tidak. Pengobatan TBC perlu waktu lama, minimal 6 bulan. Biasanya dalam 2-3 bulan terlihat nafsu makan membaik dan anak jarang demam. Kalau berat badan tidak naik, pikirkan diagnosis yang lain.
Pertusis (batuk rejan)
Penyakit ini sering disebut batuk 100 hari karena batuk baru hilang setelah 10-12 minggu. Semua anak batuk hebat, tetapi tidak semua anak mengeluarkan bunyi “nguuuk” yang khas.
Pertusis disebabkan oleh bakteri Bordetella pertusis yang ditularkan melalui udara. Gejala awalnya mirip dengan infeksi saluran napas atas lainnya yaitu pilek dengan lendir cair dan jernih, mata merah dan berair, batuk ringan, demam ringan. Pada stadium ini, kuman paling mudah menular. Setelah 1-2 minggu, timbullah stadium kedua dimana frekuensi dan derajat batuk bertambah, disertai suara khas :nguuuk” tadi. Stadium penyembuhan terjadi 2-4 minggu kemudian, “nguuuk” hilang, muntah hilang, namun batuk bisa menetap hingga lebih dari 1 bulan.
Aliran balik lambung (refluks gastroesofagus)
Aliran balik isi lambung bisa naik kembali ke atas dan masuk ke saluran napas sehingga menimbulkan merangsang saluran cerna bagian atas yang bernama esofagus. Refluks sering sekali lolos dari diagnosis. Obatnya ya bukan obat batuk tetapi anti asam lambung atau untuk mengurangi asam lambung.
Batuk karena post nasal drip
Bila anak mengalami sinusitis, ingus sering menetes dari hidung ke belakang, ke tenggorok. Keadaan ini disebut sebagai post nasal drip. Karena itu anak menjadi batuk. Penyebabnya antara lain pilek karena alergi atau rinitis alergi dan radang rongga sinus atau sinusitis. Rinitis alergi sering dijumpai pada anak asma. Sinusitis perlu diobati hingga tuntas karena infeksi yang berlangsung lama dapat merusak permukaan sinus serta sering membutuhkan terapi bedah.
Benda asing kecil
Masuknya benda asing ke saluran napas dapat mengakibatkan penyumbatan dan berakhir fatal, khususnya bila benda tersebut berukuran besar. Namun benda asing yang kecil (misalnya kacang dan permen) bisa masuk lebih dalam ke paru-paru dan menyebabkan batuk selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
Benda asing juga sering menyebabkan infeksi berulang. Karenanya, kita perlu hati-hati karena anak kecil suka sekali memasukkan segala macam benda di mulutnya. Jangan biarkan ia bermain tanpa pengawasan. Sebagai pencegahan, pilih mainan yang aman dan jangan berikan makanan berukuran kecil yang bisa membuatnya tersedak.
Batuk kronik berulang
Pengertian kronik dan berulang disini yaitu batuk yang berlangsung lebih dari 14 hari dan/atau tiga episode atau lebih dalam waktu tiga bulan berturut-turut.
Sebagian besar batuk kronik berulang pada anak disebabkan asma. Batuk pada asma cenderung lebih berat pada malam hari dan mengganggu tidur. Bila asma tidak disertai mengi, melainkan hanya batuk kronik berulang saja, diagnosis sering terlambat.
Kapan ke dokter?
Anda perlu berkonsultasi ke dokter jika batuk disertai gejala-gejala berikut:
  1. Batuk disertai lendir atau dahak berwarna hijau, kecoklatan, kuning, bercampur darah, atau berbau tidak sedap.
  2. Nyeri dada.
  3. Sesak napas, atau napas lebih cepat dari biasanya.
  4. Terdengar bunyi ngik-ngik atau mengi (wheezing) saat anak menghembuskan napas.
  5. Terlihat warna kebiruan di bibir, wajah, lidah.
  6. Demam tinggi (khususnya pada bayi atau tanpa disertai pilek).
  7. Bayi < 3 bulan yang batuk-batuk lebih dari beberapa jam.
  8. Batuk pada malam hari.
  9. Terdengar suara khas (whoop) saat anak berusaha menarik napas setelah batuk-batuk hebat.
  10. Terdengar stridor (ngorok) saat anak menarik napas.
  11. Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
Referensi :
  1. UKK Pulmonologi PP IDAI. Pedoman nasional tuberkulosis anak. Jakarta: 2005.
  2. Wald ER. Croup. Dalam: McMillan JA, DeAngelis CD, Feigin RD, Warshaw JB, penyunting. Oski’s pediatrics. Edisi ketiga. Philadelphia: Lippincott; 1999. h. 1270-5.
  3. Boat TF. Chronic or recurrent respiratory symptoms. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, penyunting. Nelson textbook of pediatrics. Edisi ketujuh belas. Philadelphia: Saunders; 2004. h. 1401-4.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon komentar dengan bijaksana