Artikel ini saya ambil dari : http://www.anakku.net
Anak mana yang tak pernah didatangi batuk? Batuk merupakan salah satu gejala yang kerap mengakrabi anak-anak. Kebanyakan orangtua cepat merasa khawatir saat si kecil terserang batuk. Bisa dikatakan batuk adalah penyebab tersering orangtua membawa anaknya berobat ke dokter. Kapan sih batuk dianggap biasa dan bisa diobati sendiri, atau kapan patut diwaspadai?
Batuk, biarpun mengganggu namun sebenarnya ada gunanyaAnak mana yang tak pernah didatangi batuk? Batuk merupakan salah satu gejala yang kerap mengakrabi anak-anak. Kebanyakan orangtua cepat merasa khawatir saat si kecil terserang batuk. Bisa dikatakan batuk adalah penyebab tersering orangtua membawa anaknya berobat ke dokter. Kapan sih batuk dianggap biasa dan bisa diobati sendiri, atau kapan patut diwaspadai?
Banyak
yang tidak mengetahui bahwa batuk sebenarnya amat berguna bagi tubuh. Batuk
merupakan suatu refleks untuk mempertahankan tubuh terhadap serangan dari luar.
Saluran pernapasan bagian bawah termasuk paru-paru seharusnya selalu steril
(bebas dari kuman). Tetapi selalu ada debu, kotoran, bahkan bakteri atau virus
yang selalu berusaha menyerang dan masuk ke dalam paru. Bila serangan berhasil,
dapat terjadi infeksi paru atau pneumonia. Namun bila serangan gagal ya anak
cepat sehat kembali.
Batuk
dapat menolong pertahanan paru.Bila ada benda asing di jalan napas, saraf di
saluran napas akan terangsang dan anak menjadi batuk. Karena batuk, keluarlah
udara dengan kecepatan tinggi yang dapat membersihkan jalan napas dari debu,
kotoran, atau lendir yang berlebihan.
Tidak
hanya karena ada debu atau bakteri yang masuk, batuk juga dapat terjadi spontan
pada anak yang mempunyai bakat. Pada keadaan asma atau saluran napas yang
terlalu reaktif, dapat terjadi penyempitan dan peradangan saluran napas
disertai produksi lendir yang banyak. Akibatnya terjadi batuk juga untuk
mengeluarkan lendir tersebut.
Batuk
pada anak dapat begitu hebatnya sampai merangsang refleks muntah. Muntah juga
bisa terjadi akibat rasa mual yang ditimbulkan oleh tertelannya dahak dalam
jumlah banyak ke lambung. Muntah karena batuk pasti tidak dapat diobati dengan
obat muntah, batuknya dulu harus diobati.
Dok,
batuk anakku kok seperti mengonggong? Serem deh dan kasihan sekali.
Sebenarnya, dengan mengenali berbagai bunyi batuk, orangtua dapat memutuskan
apakah anak dapat dirawat sendiri di rumah atau perlu ke dokter.
Batuk
berdahak, suaranya grook-grook. Biasanya dengan sekali atau beberapa kali batuk
dahak sudah terpental ke luar. Anak tidak begitu terganggu. Kalau kebetulan
dahaknya ke luar, amati jumlah, warna, kekentalan, dan bau dari dahak. Dahak
yang kental dan berjumlah banyak, berwarna hijau, berbau tidak sedap, mungkin
disebabkan adanya infeksi bakteri di paru. Apabila penyebabnya alergi atau
infeksi virus, dahak berwarna bening atau putih. Dahak bercampur darah .. waah
bawa ke dokter.
Batuk
kering, suaranya khak-khak, biasanya batuknya cukup hebat. Karena tidak dapat
mengeluarkan lendir anak seperti tersiksa.
Batuk
kering yang lebih berat adalah batuk yang yang menggonggong. Waah, sampai
seperti suara anjing menyelak. Keadaan ini sering disebabkan pembengkakan
saluran napas atas di daerah epiglotis.
Whooping
cough terjadi pada penyakit pertusis atau batuk 100 hari, Anak batuk-hebat
sampai tidak sempat menarik napas. Beberapa anak sampai menjadi biru dan
terkencing-kencing. Setelah batuk berkali-kali tanpa sempat menarik napas,
diakhiri dengan menarik napas panjang disertai bunyi “nguuuuk,” atau “whooop.”
Namanya saja batuk 100 hari, pasti berlangsung lama sekali.
Batuk
disertai suara mengi. Hal ini banyak ditemukan pada anak dengan asma. Batuknya
dapat basah atau kering, tetapi napasnya berbunyi saat mengeluarkan napas
“ngiiik, ngiiik.”
Batuknya
hanya malam hari dok, siang hari biasa saja. Aneh ya?
Tidak
aneh. Batuk malam hari saja paling sering disebabkan asma atau alergi. Kalau
kebetulan tempat tidurnya banyak debu, udara terlalu dingin, muncul deh
batuknya. Anak kecil juga sering mengalami batuk saat tidur karena refluks.
Asam lambung naik ke atas saat tidur terlentang, akan merangsang batuk. Refluks
juga menyebabkan batuk saat diberi makan atau minum. Sinusitis pada anak
besar juga dapat menyebabkan batuk malam hari.
Kok
diberi obat tidak sembuh-sembuh?
Batuk
akut yang paling ringan disertai demam ringan dan pilek merupakan batuk yang
paling sering ditemukan, disebut sebagai common cold. Batuk akut bisa
juga bisa disebabkan radang tenggorokan (faringitis akut). Infeksi ini akan
membaik dalam beberapa hari, namun batuk bisa menetap selama 1-3 minggu karena
terjadi kerusakan dinding saluran napas.
Bila
sudah 3 minggu tidak sembuh-sembuh, kita sebut sebagai batuk kronik. Nah, yang
ini mungkin agak serius. Penyebab batuk kronik yang sering adalah tuberkulosis,
refluks gastroesofagus, batuk rejan atau pertusis, sinusitis kronik, iritan di
udara (asap), atau kebiasaan saja.
Batuk
kronik berulang berlangsung lebih dari 14 hari dan/atau setiap bulan mengalami
batuk selama 3 bulan berturut-turut. Sebagian besar disebabkan asma.
Macam-macam
penyebab batuk yang akut
Batuk
pilek biasa (common cold)
Dari
namanya saja kita sudah tahu bahwa ini adalah batuk yang biasa-bisa saja. Common
cold disebabkan virus misalnya rhinovirus atau parainfluenzae.
Anak merasa pusing, kedinginan, badan pegal, dan nafsu makan berkurang.
Lalu muncul batuk, pilek dan hidung tersumbat, dan demam ringan. Tanpa obat
juga akan sembuh sendiri dalam beberapa hari. Anak hanya perlu diberi minum
banyak, dan penurun demam bila perlu. Batuk karena common cold
samasekali tidak memerlukan antibiotika.
Faringitis
Faringitis
adalah radang di tenggorokan dan sekitarnya. Gejala faringitis timbul secara
akut, yaitu demam, nyeri tenggorokan, pusing, dan bisa juga mual muntah.
Apabila dilihat, tenggorokan berwarna merah dan tonsil membengkak. Inilah yang
sering disebut dokter dengan leher merah atau sakit amandel. Namun perlu
diingat bahwa tidak semua keluhan nyeri tenggorokan berarti faringitis. Anak
dengan common cold pun bisa mengalaminya. Kalau lehernya merah perlu
antibiotika? Tidak juga. Sebagian besar penyebab faringitis adalah adenovirus,
yang juga sembuh sendiri tanpa antibiotika.
Tonsilofaringitis
bisa juga disebabkan bakteri, yang menyeramkan adalah Streptococcus A
yang dapat menimbulkan komplikasi jantung, dan ginjal. Tonsilofaringitis yang
ini perlu antibiotika. Bagaimana membedakannya dengan virus? Ini yang sulit.
Tonsilofaringitis karena bakteri biasanya terlihat ada kotoran berwarna agak
putih, napasnya juga bau. Diagnosis pasti dengan usapan tenggorokan, kemudian
dikultur untuk melihat apakah benar ada bakteri.
Difteri
Difteri
disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Kuman ini
ditularkan melalui kontak dengan pasien saat batuk, bersin atau berbicara.
Difteri menyebabkan terbantuknya selaput warna putih abu-abu kotor yang mudah
berdarah bila disentuh dengan kapas. Selaput ini dapat menyebabkan sumbatan
saluran napas sehingga anak dapat meninggal. Selain itu, difteri juga membentuk
racun yang sangat jahat terutama terhadap jantung, yang juga dapat menimbulkan
kematian.
Difteri
menyebabkan anak terlihat sangat lemas walau demamnya tidak begitu tinggi,
batuknya seperti anjing menyalak (barking cough), dan bunyi menorok
(stridor) saat menarik napas.
Yang
paling penting adalah pencegahan yaitu dengan memberikan imunisasi DPT sesuai
jadwal. Imunisasi DPT sudah lengkap berarti anak terlindung dari difteri
Croup
Croup
adalah peradangan di saluran napas atas yaitu di larings dan trakea.
Penyebabnya adalah virus seperti parainfluenza, influenza, RSV, atau
adenovirus.
Pada
croup terjadi batuk kering (barking cough), suara serak, dan suara
mengorok saat anak menarik napas disebut sebagai stridor. Terlihat juga napas
cepat, cuping hidung kembang kempis, terlihat tarikan/cekungan di dinding dada
dan sela-sela iga. Gejala makin berat bila anak menangis. Biasanya tidak disertai
gejala sulit menelan.
Penyebab lain
Apabila
seorang anak kecil yang sehat tiba-tiba batuk hebat, kita perlu memeriksa
apakah ada benda asing yang masuk ke saluran napas. Kondisi ini sangat
berbahaya karena jalan napas anak bisa tersumbat total dan mengakibatkan
kematian dalam waktu cepat. Tindakan yang harus dilakukan adalah segera
mengeluarkannya dengan cara meletakkan anak dalam posisi terbalik yaitu kepala
di bawah, kemudian menepuk punggungnya. Jika tidak berhasil, hubungi unit gawat
darurat (UGD).
Macam-macam
penyebab batuk yang kronis
Tuberkulosis atau TBC paru
Penyakit
TBC banyak ditemukan, bahkan Indonesia
menempati urutan ketiga terbanyak di dunia setelah Cina dan India. Cuma,
sebetulnya gejala utama TBC anak bukanlah batuk, melainkan:
- Nafsu makan hilang, pertumbuhan terganggu dan berat badan tidak naik walaupun diberi makan sebanyak-banyaknya.
- Demam berulang tanpa sebab yang jelas
- Malam-malam anak tetap berkeringat.
- Pembesaran kelenjar getah bening terutama di bagian samping leher, yang lebih dari satu dan tidak sakit.
- Gejala pernapasan: pada anak kecil, TBC tidak selalu disertai batuk, dahak, dan batuk darah seperti penderita dewasa. Pada anak yang lebih besar gejala TBC dapat seperti orang dewasa yaitu terdapat batuk dengan dahak dan bisa juga batuk darah.
- Kadang ada gejala saluran pencernaan yang aneh: diare terus-menerus yang tidak sembuh dengan pengobatan diare, benjolan di perut, atau perut membesar terisi cairan.
- Kalau ditanyakan dengan teliti, sering ada kontak erat atau serumah dengan penderita TB yang pemeriksaan dahaknya positif.
Diagnosis
TBC pada anak harus dengan test Mantoux. Dilakukan penyuntikan ke dalam kulit
di lengan bawah, lalu dilihat keadaannya dalam 2-3 hari. Kalau Mantoux positif,
terlihat benjolan berwarna kemerahan dengan garis tengah lebih dari 10
milimeter. Benjolan atau warna kemerahan tersebut sering masih terlihat sampai
1 minggu.
Kalau
test Mantoux positif, baru dilakukan rontgen dan pemeriksaan darah untuk
menilai apakah TBC nya aktif atau tidak. Pengobatan TBC perlu waktu lama,
minimal 6 bulan. Biasanya dalam 2-3 bulan terlihat nafsu makan membaik dan anak
jarang demam. Kalau berat badan tidak naik, pikirkan diagnosis yang lain.
Pertusis (batuk rejan)
Penyakit
ini sering disebut batuk 100 hari karena batuk baru hilang setelah 10-12
minggu. Semua anak batuk hebat, tetapi tidak semua anak mengeluarkan bunyi
“nguuuk” yang khas.
Pertusis
disebabkan oleh bakteri Bordetella pertusis yang ditularkan melalui
udara. Gejala awalnya mirip dengan infeksi saluran napas atas lainnya yaitu
pilek dengan lendir cair dan jernih, mata merah dan berair, batuk ringan, demam
ringan. Pada stadium ini, kuman paling mudah menular. Setelah 1-2 minggu,
timbullah stadium kedua dimana frekuensi dan derajat batuk bertambah, disertai
suara khas :nguuuk” tadi. Stadium penyembuhan terjadi 2-4 minggu kemudian,
“nguuuk” hilang, muntah hilang, namun batuk bisa menetap hingga lebih dari 1
bulan.
Aliran balik lambung (refluks gastroesofagus)
Aliran
balik isi lambung bisa naik kembali ke atas dan masuk ke saluran napas sehingga
menimbulkan merangsang saluran cerna bagian atas yang bernama esofagus. Refluks
sering sekali lolos dari diagnosis. Obatnya ya bukan obat batuk tetapi anti
asam lambung atau untuk mengurangi asam lambung.
Batuk karena post nasal drip
Bila
anak mengalami sinusitis, ingus sering menetes dari hidung ke belakang, ke
tenggorok. Keadaan ini disebut sebagai post nasal drip. Karena itu
anak menjadi batuk. Penyebabnya antara lain pilek karena alergi atau rinitis
alergi dan radang rongga sinus atau sinusitis. Rinitis alergi sering dijumpai
pada anak asma. Sinusitis perlu diobati hingga tuntas karena infeksi yang
berlangsung lama dapat merusak permukaan sinus serta sering membutuhkan terapi
bedah.
Benda asing kecil
Masuknya
benda asing ke saluran napas dapat mengakibatkan penyumbatan dan berakhir
fatal, khususnya bila benda tersebut berukuran besar. Namun benda asing yang
kecil (misalnya kacang dan permen) bisa masuk lebih dalam ke paru-paru dan
menyebabkan batuk selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
Benda
asing juga sering menyebabkan infeksi berulang. Karenanya, kita perlu hati-hati
karena anak kecil suka sekali memasukkan segala macam benda di mulutnya. Jangan
biarkan ia bermain tanpa pengawasan. Sebagai pencegahan, pilih mainan yang aman
dan jangan berikan makanan berukuran kecil yang bisa membuatnya tersedak.
Batuk kronik berulang
Pengertian
kronik dan berulang disini yaitu batuk yang berlangsung lebih dari 14 hari
dan/atau tiga episode atau lebih dalam waktu tiga bulan berturut-turut.
Sebagian
besar batuk kronik berulang pada anak disebabkan asma. Batuk pada asma
cenderung lebih berat pada malam hari dan mengganggu tidur. Bila asma tidak
disertai mengi, melainkan hanya batuk kronik berulang saja, diagnosis sering
terlambat.
Kapan
ke dokter?
Anda perlu berkonsultasi ke
dokter jika batuk disertai gejala-gejala berikut:
- Batuk disertai lendir atau dahak berwarna hijau, kecoklatan, kuning, bercampur darah, atau berbau tidak sedap.
- Nyeri dada.
- Sesak napas, atau napas lebih cepat dari biasanya.
- Terdengar bunyi ngik-ngik atau mengi (wheezing) saat anak menghembuskan napas.
- Terlihat warna kebiruan di bibir, wajah, lidah.
- Demam tinggi (khususnya pada bayi atau tanpa disertai pilek).
- Bayi < 3 bulan yang batuk-batuk lebih dari beberapa jam.
- Batuk pada malam hari.
- Terdengar suara khas (whoop) saat anak berusaha menarik napas setelah batuk-batuk hebat.
- Terdengar stridor (ngorok) saat anak menarik napas.
- Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
- UKK Pulmonologi PP IDAI. Pedoman nasional tuberkulosis anak. Jakarta: 2005.
- Wald ER. Croup. Dalam: McMillan JA, DeAngelis CD, Feigin RD, Warshaw JB, penyunting. Oski’s pediatrics. Edisi ketiga. Philadelphia: Lippincott; 1999. h. 1270-5.
- Boat TF. Chronic or recurrent respiratory symptoms. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, penyunting. Nelson textbook of pediatrics. Edisi ketujuh belas. Philadelphia: Saunders; 2004. h. 1401-4.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon komentar dengan bijaksana