Kamis, 04 Juni 2015

Menyikapi Batuk pada Anak

Pada saat pergantian musim atau pancaroba, banyak orang yang mengalami batuk. Tidak hanya bagi orang dewasa, batuk pada anak juga dapat mengganggu aktivitasnya sehari-hari.
Yang perlu dipahami, batuk merupakan suatu gejala yang bersifat melindungi bagi tubuh. Batuk merupakan upaya alami tubuh untuk mengeluarkan lendir atau benda asing dari paru-paru dan aliran udara yang tersumbat.

Upaya Mengeluarkan Lendir

Selama batuk pada anak tidak mengakibatkan gangguan makan, minum, pernapasan, serta tidak ada suara mengi yang mengiringi, sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan. Meski sekilas tampak mengganggu, batuk sebenarnya bermanfaat membersihkan dahak atau lendir dari dalam dada maupun bagian belakang tenggorokan. Beberapa penyebab batuk pada anak-anak, antara lain:
  • Flu sering kali memicu reaksi batuk sebagai upaya alami tubuh dalam mengeluarkan lendir dari bagian belakang tenggorokan.
  • Infeksi bakteri atau virus juga dapat memicu batuk yang diiringi dengan sesak napas dan demam.
  • Gejala asma. Ditandai dengan batuk yang terjadi dalam jangka waktu lama, setelah anak berlari-lari atau batuk yang muncul/memburuk pada malam hari. Batuk jenis ini juga sering diiringi suara mengi atau sesak napas.
  • Faktor udara atau lingkungan. Asap rokok atau berada di sekitar hewan peliharaan bisa membuat anak batuk-batuk.

Perawatan di Rumah

Sebagian batuk pada anak disebabkan oleh virus. Infeksi yang disebabkan virus  dapat berlangsung hingga dua minggu. Hindari penggunaan antibiotik untuk mengobati kondisi ini karena tidak efektif dalam membasmi virus.
Sepanjang waktu tidur anak tidak terganggu, tidak diperlukan obat untuk mengatasi batuk. Bagi anak usia di bawah 6 tahun, tidak direkomendasikan untuk mengonsumsi obat batuk yang dijual bebas tanpa konsultasi dokter.
Saat anak batuk, orang tua dapat membantu anak merasa lebih nyaman, yaitu dengan cara:
  • Menjaga tubuh anak mendapat cukup cairan. Teh hangat, jus jeruk lemon hangat dengan madu dapat membantu mencegah dehidrasi sekaligus mengatasi tenggorokan yang terasa kering. Namun hindari madu pada anak yang berusia kurang dari satu tahun.
  • Jika batuk terjadi terus-menerus, manfaatkan uap air panas. Cobalah duduk bersama anak Anda sambil anak menghirup uap dari semangkok air panas selama sekitar 20 menit. Atau Anda bisa membawa anak ke luar rumah untuk menghirup udara segar sekitar 10-15 menit.
  • Jika tersedia, manfaatkan alat pelembap udara di kamar anak Anda yang tengah batuk. Nyalakan sebelum anak tidur.
Jika batuk anak Anda disebabkan oleh asma, tanyakan kepada dokter mengenai rencana penanganan asma yang tepat pada anak. Sediakan selalu obat asma yang diperlukan dalam jangkauan Anda. Jangan pernah berikan obat antibiotik sisa atau yang pernah diminum anggota keluarga lain untuk anak Anda yang sedang batuk. Jika dokter memberikan obat untuk batuk anak, pastikan Anda mengikuti instruksi dengan benar.

Waspada Jika Disertai Gejala Lain

Jika timbul gejala lain yang mengiringi batuk, segera konsultasikan kepada dokter atau bawa anak ke unit kesehatan terdekat untuk memperoleh pertolongan secepatnya. Misalnya jika terjadi gejala:
  • Kesulitan bernapas atau napas lebih cepat dari biasanya.
  • Demam makin parah.
  • Pucat atau biru pada bibir, lidah, atau wajah.
  • Demam dan batuk terjadi pada bayi usia kurang dari tiga bulan.
  • Napas berbunyi setelah batuk.
  • Anak tampak lemas, rewel, dan tidak nyaman.
  • Dehidrasi yang ditandai dengan mulut kering, pusing, mengantuk, menangis tanpa air mata, mata cekung, dan lebih sedikit buang air kecil.
  • Batuk disertai darah.

Cara Mencegah Batuk

Tidak mudah untuk mencegah batuk pada anak, namun ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meminimalisasi penularan.
Pada musim flu, Anda dapat mengajak anak mencuci tangan sesering mungkin untuk mencegah penyebaran virus. Minta orang dewasa di tempat aktivitas anak Anda untuk melakukan hal yang sama. Kemudian, jangan biarkan anak-anak Anda mendekati orang yang terkena flu batuk.
Larang perokok berada di sekitar rumah atau tempat aktivitas anak. Menjadi perokok pasif bagi anak dapat menyebabkan dirinya menghadapi berbagai risiko kesehatan selain batuk, antara lain asma, alergi, pilek, dan lain-lain.
Perhatikan jadwal vaksinasi anak. Pastikan si kecil memperoleh vaksinasi difteri, pertusis/batuk rejan, dan tetanus (DPT). Jika diperlukan, minta dokter untuk memberikan vaksinasi khusus flu juga.
Batuk sebagai respons alami tubuh untuk mengeluarkan lendir atau benda asing lain, harus disikapi dengan tepat. Lakukan perawatan di rumah untuk membantu melegakan pernapasan anak, namun jika timbul gejala-gejala lain yang berbahaya, jangan segan untuk segera meminta pertolongan ahli medis.

sumber :http://www.alodokter.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon komentar dengan bijaksana